6 Cara Terbaik Memulai Investasi Reksadana

Author : Yulia Andita

Jika Anda telah membuat keputusan untuk memasukkan reksa dana dalam strategi investasi Anda tetapi tidak tahu bagaimana memulainya.

Sebanarnya cukup mudah yaitu dengan cara mengenali tipe anda saat berinvestasi. Anda terlebih dahulu memahami toleransi Anda sendiri terhadap risiko dan memperjelas tujuan investasi Anda. Memilih reksa dana yang terbaik yaitu memilih reksa dana yang memberikan pengembalian yang baik dengan biaya rendah.

Setelah Anda siap untuk memilih beberapa reksa dana, ada cara untuk menganalisisnya seperti melihat riwayat kinerja masa lalu masing-masing reksadana, tim manajemen, dan potensial imbal hasil serta risikonya.

Serta kamu juga bisa meminimalkan risiko dengan cara memilih jenis investasi seperti saham, obligasi, SBN, Sukuk dan lainnya. Anda juga bisa mengaplikasikan strategi investasi berkala setiap periodenya untuk memaksimlakna hasil investasi.

 

Mulailah Dengan Tujuan Anda dan Toleransi Risiko

Sebagai seorang investor, Anda pasti akan bingung dalam memilih reksadana yang jumlahnya lebih dari ratusan reksa dana. Maka untuk mempermudah menentukan reksadana, kamu harus tahu tujuan kamu berinvestasi reksadana itu apa? Tanyakan kepada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mendapatkan kejelasan tentang tujuan investasi Anda:

  • Apakah Anda mencari penghasilan saat ini atau untuk investasi jangka panjang (capital gain)?
  • Apakah uang itu perlu untuk membiayai pendidikan perguruan tinggi atau dikumpulkan untuk masa pensiun yang akan datang?

Dalam hal toleransi risiko, kamu harus mengatahui terlebih dahulu mengenai profil risiko diri sendiri. Dengan menjawab pertanyaan dibawah ini:

  • Bisakah kamu menoleransi portofolio investasi yang mungkin mengalami naik dan turun yang ekstrem?
  • Apakah Anda lebih nyaman dengan strategi investasi konservatif (tidak menyukai risiko)?

 

Terakhir, pikirkan jangka waktu terbaik untuk investasi Anda, atau berapa lama Anda perlu menginvestasikan uang Anda:

  • Apakah Anda membutuhkan uang dalam waktu dekat?
  • Apakah Anda menginvestasikan uang selama bertahun-tahun tanpa melakukan penarikan?

Jika Anda berinvestasi dalam reksa dana yang memiliki biaya penjualan, yang biasanya lebih besar jika Anda berinvestasi untuk jangka pendek. Jangka waktu investasi minimal lima tahun sangat ideal untuk mengimbangi biaya tersebut.

 

Perhatikan Biaya Investasi Reksadana

Pasti setiap investor menginginkan memiliki dana yang memiliki rasio pengeluaran serendah mungkin. Persentase biaya transaksi langsung dibebankan atas jumlah uang yang sedang ditransaksikan. Tergantung pada tipe transaksinya, seorang investor akan dikenakan biaya sebagai berikut:

Front Load: Biaya ini dibebankan di awal (saat melakukan pembelian) dan maksimal 2,5% atau lebih dari jumlah yang diinvestasikan. Misalnya, jika Pak Ali menginvestasikan Rp.1.000.000 dengan front load sebesar 2,5%, biaya yang harus Anda bayarkan adalah Rp.25.000, sehingga investasi awal Anda langsung dipotong biaya, menjadi Rp. 975.000

Back Load: Biaya ini hanya akan dibebankan apabila Anda redemption/jual reksadana. Juga dikenal sebagai biaya pembelian ditangguhkan (deferred sales charges), besar back load umumnya sekitar 2,5% dan dapat menurun menjadi 0 seiring berjalannya waktu, umumnya setelah 1 tahun.

 

Cari Manajer Investasi yang Berpengalaman

Di hari ini dengan akses mudah ke informasi, seharusnya tidak sulit untuk menemukan informasi tentang manajer investasi. Jika menemukan informasi mengenai reksadana yang ada pegang sekarang, dimana reksa dana dengan manajer yang memiliki sedikit atau tidak ada catatan sejarah atau, lebih buruk lagi, adanya rekam jejak kerugian besar ketika pasar saham secara keseluruhan berkinerja baik, pertimbangkan untuk berpindah ke reksadana yang memiliki kinerja yang lebih baik.

 

Beli Reksa Dana Tanpa Beban

Beberapa reksa dana membebankan apa yang dikenal sebagai beban penjualan dan pembelian. Ini adalah biaya, biasanya sekitar 0,5% sampai 2,5% persen dari total investasi anda. Tetapi ada juga beberapa jenis reksadana yang bisa dimanfaatkan karena tidak mengenakan biaya pembelian dan pembelian bagi investornya. Misalkan reksadana online yang bebas biaya. Karena pada umumnya biaya akan mengurangi jumlah investasi anda.

Sebagai contoh jika anda mendapat warisan sebesar Rp. 100.000.000 dan akan membeli reksadana A dan dikenakan biaya sebesar 2% maka jumlah yang kamu investasikan sebesar Rp 99.800.000. Hal tersebut karena uangmu dipotong sebesar Rp. 200.000. Selama 4 tahun investasi reksadanamu naik sebesar 40%, dan kamu berniat untuk menjualnya. Ketika menjual reksadana kamu dikenakan biaya sebesar 2% dari total investasimu.

= ( (1+%Pertumbuhan Investasi) x Investasi Awal) – Biaya Penjualan

= ((1=40%) x 99.800.000 ) – (139.720.000 * 2%)

= 139.720.000 – Rp. 2.794.400

= Rp. 136.925.600

 

Diversifikasi Aset yang Cukup

Sebagai investor, pasti ingin meminimalisir risiko investasi. Kesalahan yang fatal akan membuat risiko investasi yang anda tanggung semakin besar. Misalnya saja berinvestasi hanya ke 1 jenis reksadana saja. Maka jika reksadana tersebut turun maka uang yang kamu alokasi otomatis akan turun dan kamu tidak memiliki invesasi lain dalam posisi untung. Berbeda jika mengalokasikan dana ke beberapa jenis investasi seperti emas, saham atau obligasi. Dan jika ingin tetap berinvestasi di reksdana maka pilih denagn jenis pasr uanga, pendapatan tetap atau juga campuran.

Baca Juga : Reksadana Saham Pilihan Investasi Yang Punya Nyali

Apa yang dianggap sebagai diversifikasi yang baik? Berikut ini beberapa pedoman umumnya:

  • Jangan membeli reksadana yang berkinerja buruk atau sedang terjerat masalah.
  • Jangan menyimpan semua dana Anda dalam jenis reksadana yang sama. Dengan menyebar aset Anda di perusahaan yang berbeda, Anda dapat mengurangi risiko.
  • Jangan hanya 1 jenis reksadana. Ada juga bisa berinvestasi di real estat, obligasi, sukuk, SBN dan juga emas.

 

 

Gunakan Strategi Dollar Cost Averanging

Anda mungkin pernah mendengar strategi ini beberapa kali, tetapi Strategi Dollar Cost Averaging adalah satu-satunya cara terbaik untuk menurunkan risiko Anda dalam jangka waktu yang lama dan membantu menurunkan harga rata-rata reksadana secara keseluruhan. Startegi ini memang sangat cocok di saat reksadana sedang turun.

 

Strategi investasi dilakukan secara berkala, biasanya dengan jumlah yang sama pada  satu atau lebih reksa dana pilihan Anda. Misalnya, Anda menginvestasikan Rp. 1.000.000 setiap bulan ke dalam reksa dana. Ketika NAB/UP naik, dengan uang Rp. 1.000.000 Anda mendapat lebih sedikit Unit Penyertaan, tetapi ketika NAB/UP Reksadana turun, Anda mendapatkan lebih banyak Unit Penyertaan dalam jumlah uang yang sama. Seiring waktu, ini membuat rata-rata  NAB/UP reksadana yang kamu pilih menjadi lebih rendah, dan jika kondisi pasarnya sedang bagus maka hasil investasimu berpotensi naik.