Jurus Jitu Mengatasi Nilai Reksadana yang Turun

Kondisi pasar modal indonesia dalam beberapa hari ini telah menyita perhatian bagi para investor dikarenakan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang mengalami pelemahan. Pelemahan rupiah ini disebabkan adanya pernyataan dari The Fed yang akan menaikkan suku bungan secara agresif pada tahun ini. Selain isu kenaikan tingkat suku bunga, bebarapa isu global seperti Trade War antara AS dengan China, dan isu geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas serta capital outflow dari negara-negara emerging market seperti Indonesia.

Kondisi ketidakpastian ini membuat sebagian investor ketar-ketir untuk menanamkan dana nya ke instrumen yang berisiko seperti saham. Meski tidak semua saham yang menunjukkan pergerakkan negatif karena pelemahan rupiah ini, masih banyak emiten yang bisa meraup keuntungan dari kondisi seperti ini seperti emiten yang melakukan ekspor. Tapi banyak kebanyakan orang pasti akan melihat kondisi secara global, mungkin bagi sebagian anda melihat nilai investasi turun ada yang tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, tidak bersemangat menjalani hari dan parahnya lagi apabila investasi reksadana yang anda rencanakan untuk uang muka anak sekolah, biaya menikah dan dana pensiun.

Ketika sudah seperti ini apa yang anda lakukan? Menjualnya? Mendiamkan? atau malah menambah investasi?

Kondisi ekonomi yang seperti ini akan terus terjadi seperti siklus yang biasa saat anda berinvestasi.

Dibawah ini merupakan tips agar kita dapat mengantisipasi ketika anda mengalami kondisi nilai investasi reksadana anda turun, diantaranya

Teliti Sebelum Membeli

Ilmu ini akan terus dipakai sampai kapan pun karena kita tidak mungkin membeli barang tetapi kita tidak tau bagimana bentuknya, ukurannya, dan bahannya. Sama saja seperti membeli kucing dalam karung, kalo yang didalam beneran kucing kalo bukan gimana? ZONK kan.

Sama halnya seperti membeli reksadana maka kita harus mengetahui kinerja reksadana dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir apakah mengalami penurunan atau kenaikan. Walaupun tidak ada jaminan kinerja 1 tahun kebelakang akan sama 1 tahun kedepannya tetapi bisa menjadi pertimbangan bagi investasi.

Berikut adalah grafik rata-rata kinerja reksadana saham selama 1 tahun.

 

Jurus Ketika Harga Turun

Tinjau Tujuan Investasi Anda

 

Sudah banyak dibicarakan pasti ketika anda akan memulai kegiatan pasti anda harus tau tujuan anda melakukan itu apa, sama seperti anda berinvestasi tujuan harus jelas. Kalau tujuan investasi anda jelas pasti anda akan mudah memilih reksadana yang menguntungkan dan tingkat risiko yang sesuai dengan anda.

Jika tujuan anda untuk biaya kuliah anak 10 tahun lagi, maka anda tidak perlu khawatir bila terjadi gejolak ekonomi. Tetaplah tenang karena badai pasti berlalu dan bisa diprediksikan setelah terjadi pelemahan harga, pemulihan harga bisa 2 kali dari penurunannya. Jadi fokuslah pada tujuan anda jangan terbawa emosi untuk langsung menjualnya karena rasa takut yang menggelayuti nilai investasi anda turun.

Berbeda ketika tujuan anda investasi untuk jangka pendek (<1 tahun), maka investasi ini lebih rentan dengan gejolah ekonomi di sutau negara. Maka anda perlu mempertimbangkan jenis investasi bahakan harus men-switch instrumen investasinya.

 

Mengubah Racikan Investasi dalam Portofolio

Bila kondisi keuangan dalam negeri sedang tidak stabil akibat isu-isu global, pasti kebanyakan investor akan mengalihkan dananya ke instrumen yang lebih aman. Misalnya saja ke deposito dan emas. Tetapi apabila pemilihan instrumen investasi sudah tepat dan cermat sejak awal pasti tidak akan terjadi reposisi investasi anda. Hanya karena return yang tinggi anda menjadi tergiur tanpa mempertimbangkan tujuan dan risiko anda. Karena dalam berinvestasi jangka pendek anda harus disiplin menentukan keuntungan dan segara cut loss apabila harga terus turun dan tidak memberikan cashflow yang positif.

Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan ‘yaudah biarin aja ntar juga naik lagi harganya’ berharap harga akan naik. Meskipun portofolionya sudah kebakaran masih berharap keajaiban datang.

 

Menambah Investasi

Mungkin inilah cara tergila dan bagi orang yang berani saja untuk menambah investasinya ketika harga sedang turun. Dan ini pas banget bagi kalian yang profil risikonya agresif atau bisa dibilang risk taker karena investor ini mampu melihat potensi kenaikan yang lebih tinggi dari turunnya harga. Sebab bisa dibilang turunnya harga sebagai cara untuk merata-ratakan keseluruhan investasi sehingga harga bisa lebih rendah dari sebelumnya. Contohnya sebelum terjadi gejolak investasi NAB Reksadana anda sebesar 1200, kemudian harga turun menjadi 900 maka kalian akan mengalami potensi kerugian sebesar 300, tetapi kalau kalian menambah investasi lagi di harga 900 maka investasi anda sekarang sebesar 10500 maka potensi kerugian berkurang menjadi 150.

 

Mengatur Pengeluaran

Hal ini menjadi jalan terakhir anda untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari anda. Karena apabila mengandalkan reksdana yang turun harganya tidak mungkin apalagi proses pencairannya membutuhkan waktu 3 hari, dan hal itu tidak mungkin apalagi kebutuhan anda mendesak. Anda bisa mengatur strategi pengeluaran anda yang bisa di hemat.