Kapan Waktu yang Tepat Untuk Jual Reksadana?

Salah satu tujuan berinvestasi reksadana adalah dengan memaksimalkan pendapatan serta memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan keuangan di masa depan. Cara yang tepat untuk bisa mencapai tujuan keuangan tersebut adalah dengan disiplin menyisihkan uang setiap bulan dan pastikan bahwa uang yang kita jadikan uang investasi bukan uang utang, bukan juga uang yang akan dibutuhkan dalam waktu pendek- menengah.

Bagaimana cara agar kita dapat menikmati keuntungan berinvestasi reksadana?

Ya pastinya kita melakukan redemption/penjualan reksadana. Jadi ibaratnya percuma kalau sebesar apapun keuntungan yang ada di portofolio kita tapi jika belum dicairkan atau dijual dalam bentuk rupiah, maka belum bisa dikatakan sebagai keuntungan sesungguhnya. Sama juga ketika portofolio kita mengalami kerugian maka sebelum dicairkan, belum bisa dikatakan rugi investasi. Jika dalam dunia keuangan kondisi ini biasa disebut sebagai potensial gain/loss atau unrealized gain/loss.

Lalu kapan waktu yang tepat untuk menjual reksadana yang kita  miliki?

Oke sebelum masuk ke waktu yang tepat untuk menjual reksadana, maka seharusnya kita paham mengenai sistem kerja dari reksadana itu sendiri. Bahwasannya reksadana itu adalah kumpulan dari beberapa asset diantaranya saham, obligasi, dan juga deposito.

Jadi kalau anda mendengar berita bahwa IHSG mengalami penurunan sebesar 2% maka jangan buru-buru langsung panik dan psikologi anda berkeinginan untuk langsung menjual reksadana anda.
atau juga ketika suku bunga bank Indonesia turun 50 bps. Maka tak perlu panik karena penurunan dari salah satu indeks tidak secara langsung mengakibatkan penurunan seluruh nilai reksadana.

Bahkan bisa jadi ketika indeks turun namun saham yang masuk kedalam reksadana itu juga tidak turun, karena kinerjanya yang baik dan juga ada sentimen dari luar negeri yang positif.

 

Nah berikut ini adalah waktu yang tepat  untuk menjual reksadana

1. Perubahan dalam reksadana

Investasi di pasar modal terutama di reksadana dan saham adalah merupakan investasi yang dapat dirasakan keuntungan setelah berinvestasi dalam waktu yang lama dan serta diarahkan untuk berinvestasi jangka panjang bukan untuk menunjukkan loyalitas kita terhadap 1 produk. Kunci dalam berinvesatasi ada kapan waktu yang tepat untuk memulai dan menahannya serta kapan untuk menjualnya. Ada perubahan yang menyebabkan kita menjual reksadana diantaranya:

a. Perubahan strategi investasi

Setiap orang memiliki gaya investasi masing-masing. Dalam reksadana ini ada juga yang beberapa manajer investasi yang memiliki strategi alokasi asset yang berbeda-beda juga.

Seluruh kebijakan investasi telah tercantum kedalam prospektus namun hanya menjelaskan secara umum saja asset yang akan menjadi komposisi pada suatu reksadana.

Misalkan saja pada awal kebijakan investasi, manajer investasi memberikan komposisi terbesarnya pada saham sektor konsumsi namun kemudian mulai berinvestasi pada instrument keuangan yang tidak sesuai dengan tujuan awal reksadana.

Namun jika ada perubahan dalam komposisi dari reksadana itu akan ada perubahan pada prospektus asli, dan manajer investasi harus memberitahukan kepada pemilik unit penyertaan.

Dan bagi investor perlu melihat dulu ketika ada perubahan komposisi asset apakah memberikan kinerja yang lebih baik atau tidak.

b. Perubahan manajer investasi

Kepercayaan anda akan diuji ketika berinvestasi di reksadana, sebab ketika kita menaruh uang ke reksadana kemudian menaruh sepenuhnya kepercayaan kepada keahlian dan kelihaian mengelola asset di tangan manajer investasi.

Pasti di tangan manajer investasi itu kita berharap reksadana yang dikelola akan meberikan kinerja yang bagus dan sesuai dengan tujuan investasi anda.

Karena ada sebagian manajer investasi yang mengelola secara aktif atau pasif alias mengikuti pergerakn indeks tertentu.

Dengan adanya perubahan reksadana ini perusahaan manajer investasi harus menginformasikan ke publk melalui pembaharuan prospektus, dan adanya alasan mengapa manajer investasi yang lama di gantikan.

Jika saja pergantian manajer investasi tidak merubah tujuan reksadana dan style anda maka masih bisa dipertahankan, dan mulai tidak sesuai maka bisa anda jual reksadananya.

 

2. Kinerja reksadana konsisten menurun

Investasi di reksadana bukan seperti berdagang gorengan yang harus dipantengin setiap saat, dan setiap hari karena setiap bulan sekali akan mendapat laporan dari Bank Kustodian mengenai nilai investasi anda dan juga nilai NAB terakhir. Anda bisa melihat apakah reksadana mengalami peningkat sejak anda membeli atau tidak.

Namun bukan sebulan dua bulan melihat kinerjanya menurun dari bulan sebelumnya langsung anda jual. Namun anda bisa bandingka terlebih dahulu dengan rekasadana yang sejenis apakah ikut turun juga atau hanya reksadana yang anda beli, kemudian apakah alasan penurunan karena kondisi pasar yang memang belum mendukung iklim investasi kemudian adakah sentiment negative lainnya yang menyebabkan reksadana anda menurun.

 

3. Kebutuhan diversifikasi investasi yang lebih menguntungkan

Salah satu instrument investasi yang terbilang aman adalah reksadana namun hasilnya tidak terlalu besar. Namun jika anda sudah memiliki ilmu yang mumpuni, sehingga anda memiliki kemampuan untuk mengelola investasi sendiri dan ingin meningkatkan profit yang lebih tinggi juga, tidak ada salahnya anda mengubah komposisi investasi. Dimana sebelumnya 100% menaruh uang di reksadana, maka anda juga bisa mencarikan dana yang di reksadana untuk bisa mengalokasikan dana untuk di saham atau di obligasi.