Bagaimana Memilih Reksadana yang Tepat

Pernahkah anda berinvestasi hanya ikut-ikutan orang terdekat saja, atau coba-coba investasi tanpa ada plan yang pasti. Pasti pernah kan. Sebenarnya cara itu sebenarnya tidak ada salahnya apalagi karena ikut-ikutan terus untung nya banyak lagi. Iyah ada positifnya juga dengan ikut-ikutan nilai investasi anda bertambah banyak. Bisa jadi itu saat itu sedang beruntung saja teapt memilih investasinya.

Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi bagaimana bisa memilih reksadana yang tepat dan menguntungkan bagi anda. Jangan sampai anda memilih reksadana saham tetapi anda termasuk orang yang menghindari risiko. Bisa-bisa anda akan jantungan ketika anda melihat pergerakan harga saham yang fluktuatif. Alih-alih uang investasi untuk tujuan hidup mendatang tetapi digunakan untuk berobat sakit jantung sekarang.

Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk memilih reksadana yang tepat:

1. Memahami tujuan investasi kita

Dalam pengeryi apa yang ingin kita lakukan dari danahasil investasi tersebut apakah untuk membiaya kuliah anak, ingin membelu rumah ataukah mempunyai rencana masa depan untuk memenuhi kebutuhan.

 

2. Mengerti profil risiko kita

Apakah risiko menjadi salah satu pertimbangan kita dalam berinvestasi. Kita mabil contoh, seorang investor berinvestasi di pasar saham, risiko yang diambil akan lebih besar dari risiko berinvestasi di obligasi (surat berharga). Jika kita sebagai investor tidak dapat menerima naik turunnya harga saham dan dapat mengakibatkan emosi , maka kita memilih jenis reksadana yang konservatif .

Biasanya sebelum anda membuka rekening reksadana atau saham, anda harus mengisi form mengenai profil risiko sehingga anda dapat memilih reksadana yang sesuai dengan toleransi risiko anda.

 

3. Mempelajari alternative investasi yang tersedia

Ada baiknya anda mempelajari jenis investasi lainnya sehingga anda dapat melakukan diversifikasi. Masih ingat kan dengan pepatah yang disebutkan oleh Warrent Buffet “ don’t put your egg in one basket”. Karena jika anda menanamkan seluruh uang hanya pada satu jenis investasi, maka akan ada kemungkinan uang anda berkurang sesuai dengan besarnya penurunan investasi tersebut. Berbeda jika anda melakukan diversifikasi, maka dapat meminimalkan risiko kerugian anda.

 

4. Memahami risiko yang berkaitan dengan tiap alternative investasi

Perlu anda pahami juga berbagai jenis risiko dari berbagai produk reksadana, karena setiap jenis reksadana memasukkan produk yang berbeda-beda, diantaranya saham, deposito dan obligasi. Dengan anda memahami itu, maka anda mampu menyesuaikan jenis reksadana dengan kondisi perekonomian yang terjadi di dunia.

 

5. Menentukan batas investasi sesuai dengan kemampuan finansial

Apabila tujuan investasi jangka panjang , seperti mempersiapkan kebutuhan pensiun, biaya kuliah atau meningkatkan nilai kekayaan, maka pilihan yang tepat adalah reksadana jenis pertumbuhan dan pendapatan. Kalau tujuan investasi untuk memperoleh pendapatan yang tetap selama menjalani masa pensiun, dengan kata lain harus memperoleh penghasilan secara kontinu, maka reksadana yanh tepat adalah yang menempatkan dananya di obligasi (konservatif) atau pertumbuhan dan pendapatan (kalau tergolong agresif). Sedangkan jika dana yang hendak investasikan itu sewaktu-waktu diperlukan kembali maka yang tepat memilih pasar uang atau obligasi jangka pendek

 

6. Menentukan strategi investasi

Dalam menentukan pilihan terhadap suatu produk reksadana, kami harus melihat dan membaca prospectus dari produk reksadana yang tersedia.

Adapun poin-poin yang harus diperhatikan dalam memperhatikan prospectus masing-masingreksadana tersebut yaitu:

  • Portfolio dari reksa dana tersebur (saham/obligasi/instrument pasar uang apa saja yang ada didalamnya dan bagaimana bobot mereka masin-masing.
  • Kinerja yang dihasilkan pada masa yang lalu
  • Pandangan manajer investasi ke masa depan tentang ekonomi makro, mata uang dan industry tren dari saham yang ada di dalam portfolio
  • Prestasi di masa lalu relative terhadap saingan dan pasar secara keseluruhan (indeks)
  • Biaya transaksi yang meliputi management fee, sales dan redemption fees.
  • Memanfaatkan jasa professional
  • Pertahankan tujuan berinvestasi

 

Sumber : Pengantar Pasa Modal by Sri Hermuningsih