Cara Menjaga Keuangan Di Tengah Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat semakin hari semakin melemah. Sejak Rabu (3/10/2018) rupiah menembus harga Rp. 15.000/US$ atau terlemah sejak krisis moneter 1998.

Pelemahan rupiah ini bukan tanpa alasan, beberapa faktor yang menyebabkan rupiah terus meemah dikarenakan kondisi global yang terus bergejolak seperti Amerika Serikat menuju arah normaisasi kebijakan moneter yang agresif hingga 2020, perang dagang antara AS dan China, dan hingga yang terbaru adaah dinamika poitik di Italia.

Bahkan ketika 26 September 2018, kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke rentang 2-2,25% dan ini adalah suku bunga di naikkan sebanyak 3 kali dalam 9 bulan ini.

Hal ini membuat Bank Indonesia berencana akan terus menaikkan suku bunga dalam negeri agar rupiah tidak terus melemah lebih dalam lagi dan mengantisipasi Indonesa terkena krisis moneter seperti tahun 1998.

Namun hal ini bukan saja menjadi tugas bagi pemerintah saja, dari sisi masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam mengantisipasinya. Pelemahan rupiah bukan berarti perekonomian Indonesia menjadi lemah juga. Prinsipnya adalah jika rupiah melemah jangan sampai keuangan anda juga ikut melemah.

Hal dibawah ini yang bisa anda lakukan ditengah peemahan rupiah:

1. Mengatur ulang keuangan

Jika anda sebelumnya sudah membuat beberapa perencanaan keuangan selama 1 bulan kedepan. Pos pengeluaran yang paling besar adalah biaya makan. Benar bukan?

Karena kebanyakan orang menggunakan kurang lebih 50% digunakan untuk membeli makanan.

Ditengah kondisi perekonomian yang di gempur oleh gejolak ekonomi global pasti ada beberapa bahan makanan yang ada di Indonesia pasti mengalami kenaikan. Nah ada baiknya kita lebih pilih-pilih terhadap bahan makanan yang didatangkan dari luar negeri.

Sehingga jumlah pengeluaran anda tidak melonjak karena lebih banyak bahan pangan impor yang selama ini dikonsumsi.

Dan untuk mengantisipasi pengeluaran makan anda membengkak adalah dengan mengurangi konsumsi makan-makanan yang di jual restoran, ya lebih tepatnya kurangin sifat hedonism. Karena jika anda terus mengikuti sifat itu maka hanya mendapat kepuasan tetapi tidak mendapatkan apa yang anda butuhkan.

Jangan sampai plan yang anda buat di awal buan melenceng jauh dari yang di rencanakan sehingga membuat anda defisit. Maka gunakan plan anda agar budget yang ada keuarkan tetap berada pada jalurnya.

 

2. Mengurangi membeli bahan impor

Ditengah pelemahan rupiah ini memnag menjadi tantangan bagi orang-orang yang sangat fanatic terhadap barang-barang yang berasal dari luar negeri, contohnya barang-barang fashion, elektronik dan juga transportasi.

Harga barang-barang elektronik dan otomotif sangat sensitif terhadap pelemahan rupiah. Karena biasanya impor itu di beli dengan menggunakan dollar sehingga ketika dolar semakin menguat, maka kita semakin besar mengeluarkan rupiah untuk mengkonversinya ke dollar.

Maka dari itu anda harus menahan keinginan untuk membeli bahan impor itu karena akan menggerus jumlah rupiah yang anda miliki.

 

3. Menunda liburan ke luar negeri

Berlibur ke luar negeri sama kasusnya dengan membeli barang impor karena Depresiasi rupiah  juga akan membuat biaya perjalanan dan akomodasi ke luar negeri membengkak karena nilai rupiah kita akan bernilai rendah jika ditukar ke mata uang asing. Berboros-boros dalam kondisi seperti ini tentunya tidak bijak. 

Namun ada ada kesempatan di sektor pariwisata di tengah pelemahan yaitu peuang bagi anda yang menyediakan resort dan juga pengusaha souvenir. Karena sektor ini cenderung stabil ketika pemelmahan maupaun penguatan rupiah. Ketika rupiah melemah maka kesempatan bagi turis mancanegara untuk berlibur ke negara lain seperti Indonesia. Dan dengan cara itu akan bisa menambah devisa negara dan juga akan banyak resort dan toko oeh oleh yang kebanjiran turis.

Apalagi anda memiliki rumah kosong yang bisa dijadikan sebagai tempat penginapan, dengan cara itu maka anda bisa memperoleh penghasilan tambahan.

 

4. Jangan tunda Investasi

Jika dalam bentuk pengeluaran konsumtif semua harus ditunda ketika rupiah melemah namun dalam hal investasi jangan pernah menundanya. Bahkan investasi merupakan hal yang bisa mengatasi dampak negative keuangan dari imbas pelemahan rupiah. Tidak semua bidang mengikuti pergerakan rupiah ada beberapa bidang yang cenderung menggiurkan ketika rupiah terus merosot.

Beberapa nvestasi yang bisa dilirik yaitu investasi dengan asset tetap seperti forex, property, surat utang negara, emas, saham, reksadana, dan sektor pariwisata.

Di tengah pelemahan rupiah memang enjadi momentum kita untuk mengoleksi beberapa pilhan investasi dengan asset tetap karena akan menambah nilai investasi anda di masa mendatang.

Ada beberapa pilihan investasi dengan modal yang murah seperti reksadana. Banyak asset manajemen yang menjual rekadananya mulai dari 100.000, hal ini merupakan hal yang tidak membebani anda karena uang 100.000 itu jika rutin di setorkan akan terus tumbuh di masa depan bila dibandingkan anda hanya menaruhnya di bawah bantal. Nilainya tidak berambah malah habis dimakan rayap nantinya. Dan investasi reksadana yang cocok ketika pelemahan rupiah yang cocok adalah reksadana pasar uang karena biasa nya Bank Indonesia akan menaikkan suku bunganya juga sehingga suku bunga deposito yang merupakan portofolio dari reksadana pasara uang pun juga akan lebih besar dari biasanya.

Baca Juga : Reksadana Ini Tangguh Melawan Inflasi

Hasil dari bunga itu akan menambahkan nilai asset dari reksadana dan membuat reksadan itu sendiri bertambah nilai aktiva bersih per unitnya.