6 Faktor Dalam Pemilihan Investasi

Investasi adalah cara kita untuk menambah passive income untuk digunakan kemudian hari atau juga bisa menjadi penambah penghasilan. Setiap orang yang ingin berinvestasi akan memiliki beberapa teknik dan cara untuk memilih investasi yang tepat. Pertimbangan dimulai dari jumlah dana yang dimiliki sampai risiko terbesar yang akan dihadapi. Sifat, karakter, keutuhan dan tujuan seseorang pun akan mempengaruhi gaya dalam berinvestasi.

Memilih produk investasi yang pas diibaratkan dengan mencari pasangan hidup. Memilih investasi memang tidak boleh sembarangan, karena jika salah maka bisa membuat uang anda tidak bertumbuh.

Maka dari itu sebelum mengambil keputusan memilih instrument investasi yang cocok dengan diri sendiri. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangan matang-matang, diantara lain:

1. Usia

Usia ternyata akan mempengaruhi pilihan investasi seseorang. Semakin tua akan ada kecenderungan untuk memilih produk investasi yang relatif lebih aman. Karena di usia tua mental seseorang tidak akan sesiap seperti di usia muda untuk menghadapi risiko.

Berikut ini adalah matriks usia yang dihubungkan dengan taktik dengan penghasilan harus yang ditargetkan:

Usia

Filosofi/Profil Risiko

Penghasilan

Risiko

Prediksi Keuntungan

Taktik

25-45

Spekulatif

Tinggi

Tinggi

50%

Beli saham yang bertumbuh

45-65

Moderat

Sedang

Sedang

20%-30%

Portofolio saham/ Reksadana saham

>65

Konservatif

Rendah

rendah

15-20%

Beli obligasi

Beli saham dengan deviden tinggi

 

 

2. Risiko

Ada beberapa tipe risiko yang dihadapi oleh pemodal/investor, diantaranya:

  1. Produk investasi konservatif (investasi yang risikonya rendah) seperti deposito dan reksadana pasar uang.
  2. Investasi berisiko moderat (jenis investasi yang tingkat risikonya sedang) seperti obligasi, sukuk, reksadana pendapatan tetap
  3. Investasi yang tergolong memiliki tingkat risiko agresif ( berisiko tinggi) seperti saham dan reksadana saham.

Baca Juga Cara Menilai Reksadana Mahal Atau Murah

Jika kamu tergolong berani dalam menghadapi risiko, maka kita bisa memilih investasi di saham yang bertumbuh. Tetapi jika kamu tergolong tidak menyukai risiko, maka bisa memilih jenis investasi yang konservatif.

 

3. Likiditas dan Keamanan

Likuiditas adalah tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Artinya jika sewaktu-waktu investor membutuhkan uang tunai secepatnya, maka jenis investasi itu mudah untuk dicairkan. Kita bisa menjual produk investasi seperti reksadana dan saham jika masih dalam hari bursa (senin-jumat), jika menjual nya di hari libur maka akan diproses pada hari bursa selanjutnya.

Jika mengutamakan likuiditas maka bisa memilih investasi saham dan juga reksadana. Deposito juga sebenarnya bisa secepatnya dicairkan namun dikenakan pinalti jika sebelum jatuh tempo.

Kemudian dari segi keamanan ini adalah melihat dari segi persentase keuntungannya dan ada income yang tetap seperti kupon obligasi dan juga deviden. Jika anda mengutamakan keamanan berinvestasi, bisa memilih obligasi atau juga saham yang memberikan deviden tetap.

 

3. Situasi Ekonomi Mancanegara

Situasi ini berkaitan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin negara-negara adidaya. Misalkan Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Karena di era global ini, unsur ketergantungan antar negara itu sangatlah besar. Dari ketiga negara tersebut pasti memiliki peranan penting di  perekonomian negara bahkan menguasai pasar ekspor impor. Jika salah satu negara tersebut memungumkan kebijkan sekiranya menguntungkan satu pihak, maka akan berimbas ke banyak negara lainnya terutama negara berkembang seperti Indonesia.

Contoh nya adalah Perang Dagang yang berkelanjutan antara Amerika dan China, kebijakan suku bunga The Fed, komflik politik dan ekonomi Italia. Beberapa berita itu telah memberikan dampak yang luas bagi perekonomian dunia.

Jika sudah seperti itu investasi yang tadinya di pasar modal, beralih ke beberapa investasi yang lebih aman misalkan emas.

 

4. Situasi Ekonomi Dalam Negeri

Situasi ekonomi dalam negeri memiliki pengaruh yang besar terhadap bidang usaha perusahaan. Jika kamu berinvestasi di saham maka perlu perhatikan instrumen investasi yang ada kaitannya dengan situasi nasional. Misalnya dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) pemerintah mengalokasikan dana yang besar ke sektor pariwisata, maka kita beli saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang: biro perjalanan, hotel dan restoran.

 

5. Siklus Trend Pasar

Ada kepercayaan, bahwa setiap kegiatan usaha dan segala bentuk apapun pasti bekerja dalam siklus/daur. Setiap kejadian di masa lalu bisa terulang kembali dalam skala yang berbeda. Jika berinvestasi sahampasti mengenal istilah analisa teknikal. Karena dalam analisa itu bisa memprediksi pergerakan trend suatu jenis investasi.

Trend dalam berinvestasi dibagi menjadi 3 uptrend (tren naik), downtrend (tren menurun), dan sideways (cenderung bergerak pada rentang harga yang sama). Jika kondisi sedang uptrend maka ada investasi saham dan juga reksadana saham bisa menguntungkan.