Jika reksa dana Anda menghasilkan pengembalian yang lebih rendah dari yang Anda perkirakan, Anda mungkin tergoda untuk segra menjual unit penyertaan reksadana yang kamu punya dan menginvestasikan uangnya ke reksadana lainnya. Tingkat pengembalian reksadana lain mungkin terlihat menarik dan menguntungkan, tetapi hati-hati untuk melakukan pengalihan dari reksadana satu ke reksadana lainnya. Mari kita telaah keadaan kapan likuidasi reksadana yang optimal.
Hal pertama yang perlu Anda pahami adalah bahwa reksadana tidak sama dengan saham. Jadi, penurunan harga saham tidak selalu berarti menandakan waktu untuk menjual reksadana. Saham adalah entitas tunggal dengan tingkat pengembalian berdasarkan sistematika perdagangan saham, atau bisa disebut sebagai keseimbangan pasar. Bagi investor saham biasanya akan mendengar prinsip "beli di harga rendah, jual saat harganya tinggi", yang menjelaskan mengapa, ketika kondisi pasar modal sedang bullish/trend menurun, banyak investor panik dan dengan cepat membuang saham yang ada dalam portofolio.
Sedangkan reksadana bukan entitas tunggal, reksadana adalah portofolio yang berisi berbagai jenis instrumen keuangan, seperti saham dan obligasi, yang dikelola oleh manajer investasi yang sesuai dengan strategi investor. Keuntungan dari investasi reksadana ini adalah diversifikasi. Ada banyak jenis reksa dana, dan tingkat diversifikasinya juga bervariasi. Reksadana pasar uang, misalnya, akan memiliki paling sedikit diversifikasi, sementara reksadana campuran akan memiliki paling banyak. Namun, dalam berinvestasi reksa dana, penurunan satu atau beberapa saham dapat diimbangi dengan aset lain dalam portofolio yang memiliki nilai stabil atau meningkat.
Karena reksa dana adalah portofolio yang beragam dibanding saham, kalau hanya mengandalkan sentiment pasar saham untuk menjual reksadana, bisa jadi itu adalah strategi yang kurang pas karena portofolio reksadana dapat mewakili berbagai jenis pasar. Juga, karena reksadana dibuat untuk pengembalian jangka panjang, tingkat pengembalian yang lebih rendah dari yang diharapkan investor dalam waktu tahun pertama belum tentu merupakan tanda-tanda buruk untuk menjual reksadana.
Ketika Anda ingin menguangkan unit penyertaan reksa dana Anda, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian reksadananya:
Perlu diingat bahwa jika reksadana yang anda pilih bertujuan untuk menghasilkan tingkat pengembalian dalam jangka panjang, bukan berarti prinsip itu menjadi patokan anda dalam berinvestasi. Tujuan dari reksa dana adalah untuk meningkatkan investasi Anda dari waktu ke waktu, bukan untuk menunjukkan kesetiaan Anda pada jenis reksadana tertentu atau manajer investasi tertentu. Mengutip Kenny Rogers, kunci sukses investasi reksadana adalah "mengetahui kapan harus menahannya dan tahu kapan harus menjualnya."
Ketika Anda memasukkan uang Anda ke dalam reksadana, itu berarti bahwa anda menaruh sejumlah kepercayaan pada keahlian dan pengetahuan manajer investasi itu, yang Anda harapkan akan menghasilkan pengembalian investasi yang luar biasa serta sesuai dengan tujuan investasi Anda. Jika laporan triwulanan atau tahunan kinerja reksadana menunjukkan perbedaan gaya alokasi dananya, maka kamu bisa pertimbangkan. Jika bobot reksadananya disesuaikan dengan indeks saham tertentu atau tolok ukur tertentu, itu mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan karena reksadana ini kurang dikelola secara aktif. Jika ada pergantian manajer investasi, maka dalam prospektus harus menunjukkan alasan perubahan manajer investasi. Jika prospektus menyatakan bahwa tujuan reksadana akan tetap sama, maka kamu mengawasi kinerja reksadana selama tahun berikutnya. Untuk ketenangan dan kenyamanan investasi reksadana, Anda juga bisa meneliti pengalaman dan kinerja manajer baru sebelumnya.
Jika Anda meneliti reksadana yang akan dipilih untuk pilihan berinvestasi, kemungkinan besar Anda berinvestasi dalam reksadana yang secara akurat mencerminkan tujuan keuangan Anda. Untuk mengetahui stratgei investasi suatu reksadana, kamu bisa melihatnya di fund fact sheet. Jika manajer investasi Anda tiba-tiba mulai berinvestasi pada instrumen keuangan yang tidak mencerminkan tujuan awal reksa dana, Anda mungkin ingin mengevaluasi kembali reksadana yang kamu miliki. Misalnya, jika kamu berinvestasi di reksadana saham yang sesuai dengan pergerakan indeks saham, namun dalam beberapa bulan kebelakang jika dilihat dari fund fact sheet, strateginya berubah yaitu dengan memasukkan saham-saham yang lebih berisiko sehingga menyebabakan kinerjanya menurun. Maka kamu bisa menjual reksadana tersebut.
Selain itu, beberapa reksadana dapat mengubah namanya untuk menarik lebih banyak pelanggan, dan ketika reksa dana mengubah namanya, kadang-kadang strateginya juga berubah. Ingat, Anda harus merasa nyaman dengan arah kinerjanya, jadi jika perubahan mengganggu anda, singkirkan saja.
Pandangan ini bisa rumit karena definisi "kinerja kurang" berbeda dari investor ke investor. Jika pengembalian reksa dana buruk selama periode kurang dari setahun, melikuidasi unit penyertaan reksadana Anda dalam portofolio mungkin bukan ide terbaik karena reksa dana mungkin hanya mengalami beberapa fluktuasi dalam jangka pendek. Namun, jika Anda telah melihat kinerja yang sangat buruk selama dua tahun terakhir atau lebih, mungkin sudah waktunya untuk membatasi kerugian Anda dan bisa mengalihkan ke dalam investasi reksadana yang lain. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan Anda, bandingkan kinerja dana dengan tolok ukur yang sesuai atau dengan reksadana serupa. Untuk reksadana saham bisa bandingkan dengan kinerja IHSG dan jika reksadana saham syariah bisa bandingkan dengan ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia), untuk reksadana pasar uang bandingkan dengan dengan suku bunga atau obligasi kurang dari setahun. Kinerja komparatif yang sangat buruk bisa menjadi sinyal untuk menjual dana.
Selain perubahan dalam reksa dana itu sendiri, perubahan lain dalam portofolio pribadi Anda mungkin mengharuskan Anda untuk menjual unit reksa dana dan mentransfer uang Anda ke dalam portofolio yang lebih cocok. Berikut adalah dua alasan yang mungkin mendorong Anda untuk melikuidasi unit reksa dana Anda:
Jika Anda memiliki model alokasi aset tertentu yang ingin kamu terapkan, Anda mungkin perlu menyeimbangkan kembali kepemilikan Anda pada akhir tahun untuk mengembalikan portofolio Anda kembali ke keadaan semula. Dalam kasus ini, Anda mungkin perlu menjual atau bahkan membeli lebih banyak reksadana dalam portofolio Anda untuk mengembalikan portofolio Anda ke keseimbangan aslinya. Anda mungkin juga harus memikirkan rebalancing jika tujuan investasi Anda berubah. Misalnya, jika Anda memutuskan untuk mengubah strategi pertumbuhan Anda menjadi strategi yang memberikan penghasilan tetap, maka kamu bisa memilih reksadana pendapatan tetap.
Tujuan utama seorang investor adalah mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan. Setiap investor pasti memiliki tujuan masing-masing serta toleransi risko yang berbeda juga. Jika investor secara berkala menginvestasikan uangnya kedalam salah satu jenis reksadana, dan kemudian dalam waktu yang telah ditentukan serta besaran tingkat pengembalian sudah tercapai, maka ini saatnya kamu bisa melakukan penjualan unit reksadana.
Menjual reksa dana bukanlah sesuatu yang Anda lakukan secara impulsif. Sangat penting untuk mempertimbangkan beberapa situasi dan sentiment pasar. Ingatlah bahwa tujuan awal anda berinvestasi, jadi pastikan Anda tahu alasan Anda untuk melepaskannya. Namun, jika Anda telah mempertimbangkan dengan cermat semua pro dan kontra dari kinerja reksdananya, maka kamu bisa menjualnya.