5 Kesalahan Investasi Reksadana

Author : Yulia Andita

Investasi zaman sekarang memang bukan lagi di aset-aset yang tergolong mahal dan hanya cocok untuk kalangan orang kaya saja. Reksadana menjadi salah satu pilihan untuk berinvestasi jangka menengah hingga panjang. Sehingga cocok bagi siapapun yang merencanakan keuangan jangka panjang. Bukan hanya itu reksadana juga cocok bagi orang awam yang belum mengerti cara berinvestasi. Sebab, investasi reksadana itu simple dan relatiif aman.

Meskipun reksadana dikelola oleh manajer investasi, yang akan mengelola berbagai jenis investasi. Serta harus menganalisa macam-macam kondisi ekonomi dan juga berbagai instrument investasi. namun kita sebagai investor juga tidak hanya ongkang-ongkang kaki menerima hasil jasa menajer investasi. Tapi Investor juga wajib meminimalisir segala potensi yang merugikan investasi anda di reksadana.

Maka dari itu hindari kesalahan yang ada di bawah ini

1. Tidak Paham Jenis Reksadana yang akan dibeli

Layaknya dengan pasanagan kamu, pasti kamu harus memahami secara utuh. Baik luar dan dalam dirinya. Baik kekurangan maupun kelebihannya. Ciyee…

Sama juga seperti anda ingin membeli handphone pasti akan mencari tahu dulu spesifikasinya.

Nah di reksadana pun juga seperti itu, karena itu hal yang mendasar sebelum membuat keputusan berinvestasi.

Dimana kamu bisa mengenalinya? Pasti ya dari prospektus dong atau dengan versi lebih singkat yaitu fund fact sheet. Karena di situ merupakan peta jalannya sebuah reksadana. Karena di prospektus itu terdiri dari bentuk reksadana, tata cara legalitas, biaya, risiko, kebijakan investasi, dan cara pengelolaannya.

Alasan itu kamu wajib baca dulu sebelum kamu membelinya. Jika cuma ikut-ikutan kata orang pasti informasinya ga akan lengkap seperti di prospketus.

 

2. Tidak Memahami Risiko Investasi Reksadana

Segala bentuk investasi itu mengandung risiko, ada yang kecil maupun risiokoyang besar. Risiko itu sendiri tergantung dari karakteristik dari jenis investasi. Jika intrumen pasar uang cenderung risikonya kecil sedangkan instrument pasar modal biasanya mengandung risiko yang tinggi terutama saham.

Hal yang paling orang lakukan ketika melihat investasinya turun adalah langsung mencairkan asset investasinya. Alasannya adalah karena takut anjlok dan kerugian makin besar. Prinsipnya adalah selama kita belum menjual maka itu baru potensial rugi saja. Namun jika sudah kita jual ketika harga investasi sedang turun maka alhasil itu adalah kerugian yang nyata.

Inilah alasan anda harus memahami karakter risiko investasi rekasadana, terutama untuk kamu yang mempertimbangkan untuk investasi jangka panjang. Karena jika jangka panjang maka harus bersiap dengan segala apapun kondisi ekonomi yang terjadi.

 

3. Trading Reksadana

Kamu tahu kan perbedaan trading dengan investasi?

Trading itu transaksi jual dan beli reksdana dalam jangka pendek dalam mencari keuntungan dengan harapan dapat mengambil keuntungan dari selisih kenaikan harga. Sedangkan investasi reksadana adalah transaksi jual dan beli reksadana dalam jangka panjang untuk mencari keuntungan dari pertumbuhan kinerja reksadana. Trading reksadana ini memang menguntungkan namun kamu harus mengawasi fluktuasi harga dan juga menyimpan risiko yang tinggi. Kesalahan menentukan prediksi jual dan beli maka bukan keuntungan namun kebuntungan.

Maka jenis investasi reksadana ini tidak cocok untuk trading melainkan investasi.

Baca Juga : Mau Investasi Reksadana? Wajib Tau Ini!

4. Menunda Investasi

Banyak sekali alasan yang akan dilontarkan orang yang belum memulai investasi dari sekarang. Mulai dari sisi modal, keribetan dan kerugiannya, ditambah dengan mem-booming nya investasi bodong.

Padahal reksadana ini benar-benar jenis investai yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan. Segala produk reksadana dan siapa yang menerbitkannya jelas bisa di akses di website OJK itu. Jadi jika ada yang menawarkan investasi namun tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan maka anda bisa menolak untuk investasi di produk investasi tersebut. (Baca : Daftar Pengelola Investasi)

Kalau alasannnya karena uangnya ga cukup, sebenarnya investasi di reksadana itu sangat murah hanya dengan Rp. 100.000.

Investasi reksdana itu mudah tapi karena gengsi dan lifestyle kamu yang bikin susah.

 

5. Tidak Paham Reksadana Online

Anda sekarang memasuki masa industry 4.0, jadi transaksi apapun semuanya serba online, termasuk reksadana. Banyak platform online untuk trasnsaki reksadana baik yang di buat oleh perusahaan marketplace maupun perusahaan manajer investasi. Salah satu platform online dari Corfina Capital adalah Corfina Reksadana Online System (CROS).

investasi reksadana

Karena jika sudah ada platform online maka kamu tidak perlu mengurus investasi secara manual dan harus bolak balik ke perusahaan manajer investasi.

Kamu hanya bermodalkan handphone, laptop atau computer kemudian paket data untuk bisa melakukan pendaftaran dan jual melakukan subscription, redemption dan switching. Dimanapun dan kapanpun kamu bisa melakukannya.