Sosok yang tidak pernah lepas dari dunia investasi pasar modal dunia. Dan di dunia investasi ini telah membawanya menjadi orang terkaya di dunia. Sejak kecil ia telah memiliki jiwa bisnis yang tahan banting, meskipun ayahnya menjabat menjadi anggota parlemen AS. Ia tak pernah menumpang kekayaan dan menggunakan hasil kerja ayahnya hanya untuk kebanggaan pribadi dan ajang berpamer ria.
Kisahnya berawal dari berbisnis sejak usia 6 tahun, untuk pertama kalinya ia menjual permen karet dan pengantar koran. Hal ini sangat berbeda dengan pria seumurannya, yang mungkin ketika itu hanya bermain. Tapi ia menghabiskan waktu bermainnya untuk mencari uang dengan bekerja paruh waktu untuk dirinya sendiri. Ia pun pernah menjadi penjual bola golf di lapangan Elmwood Park, bahkan ia sering kali berurusan dengan polisi setempat tapi tak membuatnya patah semangat dan bahkan ibunya tidak pernah mempermasalahkan apa yang diperbuatnya, namun hal itu membuat ibundanya bangga kepadanya. Ia tak pernah malu untuk berbisnis walaupun hasilnya tidak banyak asal kontinu passti suatu saat akan memberikan hasil yang menakjubkan. Seperti ketika ia menjajakan popcorn di stadiun pertandingan bola ia tak malu meneriakkan barang dagangannya.
Selain ia mahir dalam berbisnis ia juga seorang yang sejak kecil ulung dalam hal negosiasi, hal ini diperlihatkannya ketika ia bernegosiasi dengan tukang cukur untuk dapat menaruh mesin pinball di belakang toko tersebut, dalam seminggu ia mampu mengumpulkan USD 4 setiap minggunya.
Hal yang mengesankan adalah ia mampu mendapatkan USD 53.000 atau Rp 689 juta saat ia masih berusia 16 tahun. Berkat kerja kerasnya lah ia masuk ke jajaran 5 orang terkaya di dunia. Kekayaan yang ia dapat tidak pernah membuatnya merasa sombong, bahkan di kesehariannya ia sangatlah sederhana dibanding dengan pengusaha dan pebisnis di bawahnya, seperti ia sangat suka dnegan burger dan kentang goreng meskipun ia telah banyak menikmati hindangan nikamat di belahan dunia lainnya. ia juga mewarisi sifatnya kepada anak-anaknya, ia tak ingin anak-anaknya hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya dan tak ingin mewarisikan kekayaannya kepada anak-anaknya karena ia ingin melihat anak-anaknya sukses atas hasil usaha sendiri. Ia berencana akan menyumbangkan sbesar 85% kekayaan untuk yayasan milik Bill Gates.
Sebenarnya stategi bisnis yang membuat ia kaya tidaklah rumit. Konsep investasi dalam hidupnya adalah membeli bisnis bukan membeli saham. Karena ia akan membeli bisnis perusahaan yang ia kenal dengan baik. Sehingga ia tau bagaimana proses bisnis perusahaan itu, dan tidak pernah membeli perusahaan yang tidak ia kenal. Ketika orang-orang membeli saham Microsoft tapi ia tidak sebab ia belum paham bisnis saham ia, bahkan ia tetap mempertahankan saham Coca Cola Ltd walaupun hargnya sempat anjlok di tahu 1998-1999 ia tetap tidak menjualnya karena ia prospek bisnis minuman ini jangka panjang.
Kehebatannya dalam pasar modal pun tidak karena ia banyak berguru dengan ahli strategi seperti Philip Fisher dan Bejamin Graham dan kemampuan ia dalam manajemen uangnya.
Itulah kisah Warren Buffet yang memberikan kita semangat dan pantang menyerah dalam berusaha memperoleh rezeki meski dari hal yang dipandang remeh orang lain.