Mana Yang Menguntungkan? Hawkish atau Dovish?

Cadangan devisa negara Indonesia per Agustus 2018 mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Penuruanan cadangan devisa bulan Agustus sebesar US$ 412 juta, sehingga cadev berada di posisi US$ 117,9 miliar kebih kecil dibanding bulan Juli yang sebesar US$ 118,13 miliar. Berkurangnya cadangan devisa itu karena digunakan untuk pembayaran utang luar negeri dan untuk menjaga stabilitas mata uang negara Indonesia di tengah ketidakpastian perekeonomian global.

Selain itu penyebab lainnya dikarenakan faktor internal maupun eksternal. Dari faktor internal sendiri disebabkan defisit neraca berjalan. Hingga kuartal II transaksi berjalan Indonesia tercatat defisit sebesar 3% dari total Produk Domestik Bruto atau senilai dengan US$ 8 miliar. Defisit kuartal II ini lebih tinggi dibanding kuartal I 2018 yang hanya sebesar 2,2% atau sebanding dengan US$ 5,7 miliar. Dan faktor lainnya adalah besarnya porsi invetasi asing pada Surat Berharga Negara yang mencapai 37,21% atau setara dengan 845,941 triliun.

Baca Juga : Ekonomi Indonesia Lebih Parah 2013 atau 2018?

Sedangkan dari dari faktor eksternal adalah ketidak pastian perekonomian global yang dimulai dari normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, perang dagang antara Amerika dengan China, krisis mata uang di negara-negara berkembang dan adanya sinyal hawkish dari Bank Sentral Amerika Serikat.

Jika dilihat dari faktor eksternal penyebab merosotnya karena sinyal hawkish. Tahukah anda apakah itu sinyal Hawkish?

Jika sebelumnya anda familiar dengan istilah bullish dan bearish, yang menggambarkan trend suatu saham. Bullish menandakan trend pergerakan harga saham dalam perekonomian juga terkenal sinyal Hawkish dan Dovish. Hawkish dan Dovish merupakan sebuah pernyataan dari hasil Rapat Bank Sentral yang jarang menyebutkan angka yang pasti. Jika indikator ekonomi seperti inflasi, GDP, Indeks Harga Konsumsi biasanya menunjukkan angka real, sedangkan hawkish dan Dovish menunjukkan pernyataan dari para pembuat keputusan/kebijakan moneter.

Hawkish  berasal dari kata ‘Hawk’ yang berarti elang. Jika difilosofikan seekor elang itu biasanya terbang tinggi dan akan memangsa lawannya dengan terbang menukik dengan cepat. Hawkish menggambarkan keagresifan, yang menandakan dalam pengambilan keputusan terhdap peristiwa ekonomi yang terjadi lebih cenderung agresif. Sinyal hawkish ini bisa memberikan gambaran dan pertimbangan dalam membeli atau menjual mata uang. Sehingga Bank Sentral akan mengambil keputusan dan mengeluarkan kebijakan moneter kontraktif, biasanya kebijakan yang diambil cenderung tidak mendukung ekonomi dan tidak sesuai dengan harapan.

Contohnya Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Dewan Federal Reserve akan berlangsung awal Agustus 2018 untuk menetapkan kebijakan moneter termasuk tingkat suku bunga acuan yang dibebankan kepada industri perbankan Amerika Serikat (AS), dan Gubernur Bank Sentral Amerika akan menaikkan suku bunga pada tahun 2018 dikarenakan kondisi ekonomi AS yang cukup kuat.

Lalu apa yang terjadi setelah pernyataan tersebut tersebar di seluruh dunia? Khususnya di Indonesia sendiri dampak kenaikan suku bunga akan berdampak pada aliran modal ke dalam negeri dan para pelaku pasar pun akan resah dan panik. Terutama pada Surat Berharga Negara yang komposisi dana investor sebesar 37,21%. Dan juga adanya aksi profit taking dari beberapa investor dan lebih memilih berinvestasi di Amerika Serikat dibanding di Indonesia.

Dovish berasal dari kata ‘Dove’ yang berarti merpati. Bisa di isyaratkan bahwa burung merpati ini terbang tidak tidak tinggi dan cenderung lebih berhati-hati. Sehingga sinyal dovish ini mengarah pada kebijakan yang mendukung keadaan perekonomian atau biasanya Bank Sentral mengeluarkan kebijakan moneter ekspansif. Dimana kebijkan tersebut mendorong perekonomian suatu negara.

Misalnya  pernyataan The Fed untuk tunda kenaikan suku bunga acuan dikarenakan perekonomian Amerika Serikat masih lesu. Maka akan berdampak positif pada pasar saham beberapa negara berkembang  meskipun nilai mata uang Amerika Serikat pun melemah.

Bukan berarti Dovish itu menguntungkan dan Hawkish merugikan. Kebijakan yang diambil Bank Sentral pasti akan mengikuti kondisi ekonomi terkini dan beguna untuk menjaga stabilitas keuangan sutu negara.