Lebih Menguntungkan Reksadana Pendapatan tetap atau Deposito?

Author : Yulia Andita 

Jika saat ini kamu memiliki uang sekitar 100 juta, akan kamu gunakan untuk apa uang tersebut? Pasti kamu sudah membuat daftar barang-barang bermerek untuk dibelanjakan. Dan mungkin saja uang itu tidak tersisa karena keinginan untuk menghabiskan uang itu. Apalagi kamu jarang memegang uang sebanyak 100 juta.

Hal tersebut memang boleh-boleh saja namun kita harus bisa membatasi uang yang akan dibelanjakan. Ada waktunya untuk membeli barang yang bernilai mahal, dan bersifat konsumtif. Tetapi kita juga harus memikirkan bagaimana uang 100 juta itu tidak berkurang namun terus bertambah. Mungkin kamu bisa memulai usaha riil dan juga bisa anda sisihkan untuk membeli produk investasi.

Kamu tahu kan apa bedanya orang yang berilmu dan tidak? Orang yang berilmu jika diberi uang maka tidak akan dihabiskan bahkan berfikir untuk bisa menggandakan uang. Sedangkan orang yang tidak berilmu jika diberi uang makai a akan mengahbiskan uang itu tanpa sisa.

Nah sekarang jik kamu orang berilmu pasti kamu akan berpikir untuk bisa membuat uang yang anda miliki menjadi produktif. Pasti kamu bingung untuk memilih prosuk investasi yang tepat tapi secara pengetahuan masih terbatas. Kemudian kamu pun sedikit takut jika ada keruugian. Nah kira kira kalau kamu disuruh memilih antara menginvestasikan 100 juta di deposito dan reksadana pendapatan tetap?

Dari kedua jenis investasi itu memang tergolong konservatif karena minim risiko. Sehingga cocok untuk kamu yang memiliki toleransi kerugian yang minim. Dari kedua investasi diatas, deposito lebih tenar dan familiar. Deposito bisa dibilang produk investasi yang bebas risiko jika dibandingkan reksadana pendapatan tetap. Namun tingkat imbal hasilnya lebih tinggi reksadana pendapatan tetap.

Reksadana pendapatan tetap ini adalah jenis reksadana yang mengalokasikan dananya ke di surat utang seperti obligasi dengan jangka waktu minimal 1 tahun bahkan juga ada depositonya. Karena kebijakan dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan untuk mengalokasikan 80% dana kelolaannya di surat utang dan sisanya di pasar uang seperti deposito.

Mengapa mengambil perbandingan ini? Karena kedua jenis investasi ini hampir sama dalam memilih instrument investasinya yaitu deposito. Lalu kira-kira mana yang lebih menguntungkan, deposito atau reksadana pendapatan tetap?

Mari kita buat simulasinya jika berinvestasi diantara kedua jenis investasi tersebut selama 1 tahun.

 

Deposito

Keuntungan deposito sebanarnya sudah bisa diprediksi sejak awal karena deposito akan menawarkan bunga simpanan. Bunga dideposito biasanya akan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Dana yang kamu simpan dalam deposito akan dikunci alias tidak bisa diambil sampai jatuh tempo. Biasanya jangka waktu deposito dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun.

Beginilah simulasi jika kamu berinvestasi ke deposito :

Simpanan pokok 50% dari Rp. 100 juta   : Rp. 50.000.000

Bunga simpanan/tahun                             : 6%

Jangka Waktu                                            : 1 tahun

Pajak                                                          : 20% per tahun

Besarnya pajak yang dikenakan jika nilai depositonya diatas dari Rp. 7.500.000.

Jumlah keuntungan yang akan diterima per tahun adalah sebagai berikut :

Simpanan poko x bunga simpanan (1-pajak)

= Rp. 50.000.000 x 6% (1-20%)

= Rp. 50.000.000 x 4,8%

= Rp. 2.400.000

Jadi jika kita berinvestasi di deposito sebesar Rp. 50 juta selama 1 tahun maka akan memperoleh Rp. 2.400.000 yang dipotong pajak sebesar Rp. 600.000. Seharusnya kamu bisa memperoleh Rp. 3.000.000 namun dikenakan pajak jadi berkurang hingga Rp. 2.400.000.

Lalu bagaimana jika kita menempatkan uangnay di reksadana pendapatan tetap?

 

Reksadana Pendapatan Tetap

​sumber :bareksa

 

Jika dilihat dari tabel indeks diatat imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebesar 7,14% per tahun.

Modal                                                                  : Rp. 50.000.000

NAB/UP (harga reksadana) awal tahun              : Rp. 1000

Total Unit yang didapat                                        : Rp. 50.000.000/ Rp. 1.000

                                                                             : 50.000

 

Baca Juga : Keuntungan Berinvesasti di reksadana Online

 

Lalu reksadana dijual 1 tahun kemudian dengan imbal hasil mencapai 7,14% atau pada NAB/UP Rp. 1071,4. Maka keuntungan yang akan didapat adalah sebagai berikut:

= ( NAB/UP akhir tahun – NAB/UP awal tahun) x Total Unit Penyertaan

= (Rp. 1071,4 – Rp. 1000) x 50.000 Unit

= Rp 3.570.000

Maka dapat disimpulkan bahwa berinvestasi dalam reksadana lebih menghasilkan pengembalian investasi yang lebih besar karena tidak dikenai pajak pada keuntungannya. Invetasi dalam reksadana pendapatan tetap lebih cocok jika dalam waktu 1-3 tahun sehingga akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.