Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?

Author :Yulia Andita

Memulai investasi tidaklah perlu persiapan seperti peran. Pertama anda perlu mengubah mindset anda yang beranggapan bahwa investasi hanya milik orang kaya, zaman sekarang sudah ada produk investasi yang memudahkan orang yang kantongnya pas-pasan tapi tetap bisa merasakan life style yang menguntungkan, apalagi kalau reksadana. Kemudian persiapan kedua adalah kepercayaan, kenapa kepercayaan karena secara tidak langsung ketika anda memulai investasi dan membeli reksadana, anda memberikan mandate dan percaya kepada manajer investasi untuk mengelola uang anda.

Selanjutnya adalah kesabaran, mengapa kesabaran dibutuhkan? Karena dengan judulnya saja investasi reksadana, kalian harus menyadari bahwa yang namanya investasi itu pasti waktunya tidaklah singkat. Harus sabar dalam menikmati hasil investasi, ya minimal investasi di reksadana itu 1 tahun.

Hasil investasi pun tidak hanya pada satu reksadana saja, melainkan bisa ke beberapa produk dan jenis reksadan lain misalkan saja reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadnaa campuran.

Lalu bila dilihat ada 1 dari 4 jenis reksadana itu yang disebut reksadana pendapatan tetap, anggapan bagi yang awam pasti sangat menggiurkan bukan? karena bisa memberikan pendapatan yang tetap setiap bulan. Namun jangan saja tergiur dari namanya saja namun kita perlu membedah seluk beluk dari reksadana pendapatan tetap ini.

Rekasadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana dimana komposisi dalam portofolionya itu minimal 80% ditempatkan pada asset yang bersifat utang seperti obligasi. Baik itu obligasi koorporate maupun obligasi pemerintah. Semua itu tergantung racikan dari manajer investasi nya.

Mengapa reksadana ini dinamakan reksadana pendapatan tetap karena menginvestasikan dananya pda obligasi, dimana obligasi ini secara berkala akan membagikan kupon/ bunga dan jumlah nya berdasarkan instansi yang menerbitknannya. Jika harga obligasinya adalah Rp. 10 miliar dan akan membagikan kupon sebesar 4% setiap bulan maka setiap bulan aset dari reksadana itu akan bertambah 400 Juta setiap bulan. Aset reksadana ini bisa berupa jumlah uang yang diinvestasikan kedalam produk investasi maupun hasil dari investasi bisa berupa uang dan deviden ini, akan dimasukkan kedalam perhitungan Nilai Aktiva Bersih.

Lalu apakah dampaknya jika ada pembagian deviden dari reksadana pendapatan tetap? Iyah pastinya NAB/UP nya naik, maka nilai investasi investor pun akan bertambah.

Ada beberapa perbedaan yang diterapkan manajer investasi dalam mengelola reksadana pendapatan tetap.

  1. Ada yang melakukan reinvestasi. Maksudnya adalah hasil pembagian kupon dari obligasi akan diinvestasikan lagi ke dalam produk yang lain misalkan saja kedalam deposito.
  2. Manajer investasi memberikan kebijakan untuk membagikan deviden secara berkala sesuai porsi unit penyertaan yang dimilikinya.

Semuanya tergantung investor lebih menyukai 1 diantara dua kebijakan tersebut. Jika ingin mengembangkan secara optimal maka lebih cocok pada reksadana yang melakukan reinvestasi dengan jangka waktu 1-3 tahun.

Lalu adakah risiko yang harus dihadapi oleh investor reksadana pendapatan tetap?

 

Risiko ekonomi

Risiko ekonomi ini berkaitan dengan tingkat suku bunga dan juga inflasi. Tingkat suku bunga dan inflasi naik maka harga rekdana bisa turun, karena harga obligasi bia turun. Hal ini biasa berdampak negative pada kinerja reksadana apabila harga reksadana lebih besar dibanding kupon yang dibagikan.

Dan ada juga situasi yang berdampak positif pada reksadana pendapatan tetap jika inflasi dan tingkat suku bunga rendah dan terkendali serta stabil.

Dampak dari naik turunnya suku bunga dan inflasi adalah fluktuasi harga reksadana, maka cara meminimalkan risiko dengan cara mengkombinasi obligasi pemerintah dengan obligasi korporate. Karena obligasi korporasi lebih stabil namun sulit dijual. Berbeda dengan obligasi pemerintah yang lebih fluktuatif namun mudah dijual

 

Risiko Gagal Bayar

Untuk reksadana yang menginvestasikan dananya pada obligasi maka salah satu risikonya adalah jika perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebu gagal bayar.

Untuk menghindari hal tersebut maka perlu melihat rating obligasi. Di Indonesia ada lembag akhusus yang melakukan pemeringkatan obligasi yaitu PT. PEFINDO dan PT. Fitch Rating Indonesia. Sedangkan lembaga pemeringkat dari luar negeri yang merating semua obligasi seluruh negara, yaituStandard & Poor, Fitch Rating, Moody Investor, Rating and Investment Information Inc.

Obligasi yang memiliki rating AAA, AA, A, dan BBB adalah obligasi yang memeiliki risiko gagal bayar yang rendah atau disebut rating investment grade. Sedangkan obligasi yang memiliki rating BB, B, CCC, CC, C dan Default termasuk kedalam obligasi yang memiliki risiko gagal bayar yang tinggi.

Semakin baik suatu perusahaan yang membayarkan utang obligasi nya maka akan semakin tinggi juga ratingnya. Namun perusahaan yang memiliki rating yang tinggi, akan membayarkan kupon lebih kecil dibanding dengan perusahaan yang ratingnya lebih rendah.

Jadi untuk membeli sebuah reksadana, kita harus mengetahui isi dari portofolio tersebut, jangan sampai ada obligasi yang memiliki rating non-investment grade.

 

Risiko likuiditas

Risiko yang dihadapi investor reksadana dalam melakukan pencairan dana. Pada reksadana pendapatan tetap kurang likuid dibanding dengan reksadana pasar uang dan reksadana saham.

Karena obligasi itu akan dibayarkan oleh penerbitnya jika sudah jatuh tempo. Pad aobligasi pemerintah memiliki karakteristik relative mudah dijual dan juga lebih fluktuatif sedangkan obligasi koorporasi reltif lebih stabil namun sulit dijual.

Jadi meminimalisir risiko likuiditas reksadana pendapatan tetap ini dengan membeli reksadana dengan komposisi obligasi pemerintah lebih besar, karena rmemiliki risiko likuiditas lebih rendah.