Punya Uang Rp. 20 Juta, Mending Beli iPhone 11 atau Investasi Reksadana?

Author : Yulia Andita 

Siapa yang tidak tahu perusahaan raksasa alat komunikasi sebesar Apple?

Baru baru ini Apple telah meluncurkan tiga model baru iPhone. Ketiga model tersebut adalah iPhone 11, iPhone 11 Pro serta iPhone 11 Promax.

Dari ketiga model iPhone terbaru, iPhone 11 dibanderol dengan harga termurah US$ 699 atau setara dengan EP. 9,8 juta. Kemudian iPhone 11 Pro dibanderol seharga US$ 999 atau Rp. 14 juta dan yang termahal adalah iPhone Pro Max seharga US$ 1.099 atau setara dengan Rp. 15,4 juta.

Ketiga model baru iPhone ini semakin muktakhir dibandingkan dengan iPhone XS, XS Max dan XR yang diluncurkan tahun lalu. Salah satu hal yang terbaru dari 3 model baru ini adalah mengandalkan chip Aplle A13 Bionic, serta kamera belakang yang tambah banyak. Karena model sebelumnya hanya ada 1 kamera belakang.

Dan perlu kamu ketahui adalah jika Apple meluncurkan produk baru, maka produk Apple yang lama akan mengalami penurunan harga. Penurunan harganya pun tidak tanggung-tanggung yaitu sebesar minimal 30% jika model-model barunya diluncurkan. Berdasarkan situs Decluttr, iPhone XS telah mengalami penurunan nilai sebesar 49% dalam waktu 11 bulan. Bahkan sekarang bisa dibeli dengan harga Rp. 7,21 juta.

Hal ini sangat wajar karena alat komunikasi akan terus mengikuti perkembangan teknologi dan menjawab kebutuhan banyak orang. Serta handphone itu pasti ada penyusutan harganya karena memiliki umur ekonomis.

 

Iphone vs Investasi

Namun jika kamu punya uang sebesar Rp. 20 juta, kira-kira akan tetap beli iPhone tidak ya? Apalagi penurunan harga cukup tinggi hampir setengah harganya sejak peluncuran.
mungkin bagi sebagian orang akan berpikir seribu kali untuk membeli iPhone keluaran terbaru.

Jika uang Rp. 20 juta ini dialihkan ke produk investasi, karena potensi untuk berkembang. Meskipun tidak semua produk investasi selalu mengalami peningkatan pasar ada juga risiko penurunan. Tapi dibandingkan dengan membeli iPhone yang jika dijual harganya bisa setengah harga, lebih baik berinvestasi yang memiliki potensi peningkatan nilai investasi.

Baca Juga : Kalau Mau Untung, Kapan Waktu yang Tepat Mulai Investasi?

Ada banyak jenis investasi yang menguntungkan, misalkan reksadana, emas, saham serta depsosito. Reksadana secara umum terbagi menjadi 4 yaitu rekasadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan juga reksadana saham. Jika melihat dari data historis reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil sebesar 5-7% per tahun. Reksadana pendapatan tetap 6%-10%, sedangkan reksadana campuran rata-rata imbal hasil per tahun sebesar 8%-14%. Dan reksadana saham hampir sama dengan saham memiliki rata-rata 15%-20% per tahun.

Jadi dapat kita bandingkan antara membeli iPhone dengan investasi ke salah satu jenis investasi diatas. Dengan simulasi investasi ini dilakukan dengan strategi investasi sekaligus selama 1 tahun.

Nah dapat dilihat dari tabel diatas bahwa berinvestasi pada asset yang tidak ada nilai penyusutannya akan lebih menguntungkan, dibandingkan membeli barang mahal namun saat dijual harganya semakin turun.

Memang tidak masalah membeli hanphone mahal tapi jangan lupakan juga untuk investasi. Jangan karena gengsi hasilnya harus memaksakan gaya hidup yang mewah. Karena barang mewah belum tentu akan terlihat mewah di 5-10 tahun lagi

Ayo Investasi Sekarang!