Author : Yulia Andita
Januari mungkin adalah bulan paling unik di pasar saham. Pengembalian sering lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya, dan volatilitas juga bisa naik. Selanjutnya momentum, yang sering menjadi strategi yang untuk investasi dari bulan ke bulan, di bulan Januari investasi di saham-saham dengan kapitalisasi kecil seringkali menguat dari biasanya. Jadi January effect ini sudah banyak terjadi, entah nyata atau ini hanya data ? Lebih penting lagi, apa yang mungkin bisa kita harapkan tahun ini?
Kami tidak sepenuhnya tahu apa yang menyebabkan january effect. Meski begitu, kami punya beberapa opini. Akhir Desember menandai akhir tahun pajak dan periode pelaporan utama bagi manajer investasi kepada investor, bank serta regulator. Jadi ada banyak hal yang terjadi pada akhir Desember, ini secara tidak langsung dapat mendorong perilaku perdagangan.
Jika laporan keuangannya mencatatkan kerugian pasti menjadi faktor dalam pengambilan keputusan banyak pihak. Untuk investor ritel akan sangat membantu untuk menjual saham yang berkinerja kurang bagus sebelum akhir tahun dan karenanya menyadari adanya kerugian.
Baca Juga : 4 Buku Ini yang Akan Mengubah Cara Anda Berpikir Tentang Uang
Sebagai perusahaan yang go public memang sudah seharusnya menyebarkan laporan keuangan dan keterbukaan menganai perusahaannya. Karena itu mengarah pada keputusan investasi para investor. Namun, banyak yang sepertinya membiarkannya saham yang berkinerja kurang baik sampai detik terakhir dan menyelesaikannya pada bulan Desember. Hal ini berpotensi menciptakan tekanan harga turun pada saham berkinerja buruk. Oleh karena itu, teori menunjukkan bahwa nilai saham dengan momentum buruk bisa berubah pada Januari karena opersional mereka pulih, mulai dari penjualan untuk keperluan pajak pada bulan Desember.
Kedua, window dressing untuk manajer investasi dapat berdampak pada pasar pada bulan Januari. Kepemilikan biasanya diungkapkan pada akhir tahun. Memegang saham yang mengalami penurunan sepanjang tahun, kelihatannya buruk bagi manajer investasi. Karenanya, ada insentif untuk membuangnya sebelum akhir tahun dan mempertahankan saham juara dalam portofolio. Setelah Januari bergulir, periode pengungkapan laporan akhir tahun selesai dan manajer investasi dapat sekali lagi membeli kembali ke saham-saham buruk di mana mereka memiliki keyakinan dan berpotensi naik meskipun laporan kauangannya buruk.
Meskipun demikian, efek Januari tidak selamanya terbukti benar, January effect ini cenderung terjadi di beberapa negara antara enam dan delapan tahun dari sepuluh berdasarkan sejarah. Jadi dengan kata lain, ada kemungkinan besar efeknya tidak terjadi sama sekali. Juga, pertimbangkan bahwa efek ini dalam membeli saham yang memang memiliki rekam jejak selalu naik di bulan januari dan itu juga. Meskin ada January effect, tapi tidak semua saham yang ada di Bursa Efek itu secara bersamaan naik semuanya. Pasti ada beberapa saham saja yang biasanya memiliki potensi untuk naik di setiap bulan Januari.
Jadi jika january effect terjadi, maka mulailah berinvestasi di tahun ini, inilah cara agar bisa merasakan dampaknya. Anda bisa membeli saham dengan nilai kapitalisasi kecil pada akhir Desember, biasanya yang memiliki kinerja selama 12 bulan yang buruk berdasarkan kinerja historis. Bisanya saham tersebut memiliki kinerja absolut dan relatif terhadap saham lainnya. Anda kemudian juga akan mengambil momentum di bulan Januari. Akhirnya, Anda dapat mencoba dan meningkatkan jumlah pembelian saham untuk beberapa hari pertama bulan Januari untuk mendapatkan manfaat bagi pergantian efek bulan, yang sering kali bisa positif. Meskipun, volatilitas juga bisa lebih tinggi.
Baca Juga : Bisakah Anda Menjadi Kaya Berinvestasi dalam Reksa Dana?
Tentu saja, semua perdagangan jangka pendek ini dapat menghasilkan selisih bid / offer. Bahkan di tahun yang baik, January effect mungkin akan menguntungkan bagi para investor.