Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Berinvestasi Reksadana

Reksadana saat ini menjadi salah satu pilihan berinvestasi bagi beberapa orang. Hal ini terbukti dari penambahan jumlah investor reksadana yang meningkat 3 kali lipat dalam waktu 4 tahun. Jumlah investor reksdana di tahun 2019 menjadi 1,25 juta orang menurut Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK Halim Haryono. Hal ini dikarenakan dampak positif dari platform investasi online terutama investasi reksadana.

Namun sangat disayangkan jika peningkatan jumlah investor ini tidak dibarengi dengan pengetahuan investasi tersebut. Ada beberapa orang yang belum paham cara memilih reksadana yang tepat. Bahkan yang lebih fatalnya lagi ketika mereka memilih reksadana ternyata imbal hasilnya tidak sesuai dengan tujuan keuangannya. Kesalahan tersebut sebenarnya adalah akibat dari keterbatasan ilmu dan juga ketidak tahuan dalam perencanaan investasi.

 

Kesalahan yang sering terjadi antara lain:

Tujuan Investasi Tidak Jelas

Reksadana itu sebenarnya seperti kendaraan untuk mencapai destinasi perjalanan kita. Karena sebelum memulai investasi reksadana itu penting bagi kita untuk menentukan tujuan investasi. Jangan salah memilih rute perjalanan karena membuat lama dan tidak sampai ke tujuan destinasi kita. Misalkan kamu ingin pergi ke Bandung namun naik pesawat menuju Yogyakarta.

Perlu anda ketahui bahwa tujuan keuangan/investasi itu adalah hal pertama yang perlu kita persiapkan. Hal yang sering terjadi adalah membeli namun hanya sekedar ikut-ikutan teman, dan kemudian melupakan investasi reksadananya sehingga investasinya tidak berlanjut.

Maka dari itu anda diharuskan menetapkan tujuan sebelum memilih reksadana. Apakah anda berinvestasi untuk dana pendidikan, dana pensiun atau untuk berjaga-jaga.

 

Tidak Memiliki Strategi Investasi

Strategi investasi ini perlu untuk bisa menjaga portofolio anda dari risiko naik turunnya harga reksadana. strategi investasi dibagi menjadi 2 yaitu sekaligus dan berkala. Untuk kamu yang belum memiliki uang yang banyak maka bisa melakukan investasi dengan strategi berkala, yaitu dengan berinvestasi dengan jumlah yang sama setiap periode.

Kemudian jika kamu ingin berinvestasi secara sekaligus dalam jumlah yang besar supaya tidak ribet mengalokasikan setiap periode maka bisa menggunkan strategi investasi sekaligus.

 

Salah Memilih Reksadana

Kesalahan memilih reksadana ini dikarenakan kesalahan dalam menentukan tujuan keuangan dan juga tidak mencari tau jenis reksadana itu sendiri. Kesalahan yang terjadi adalah memeilih reksadana dengan risiko tertinggi namun untuk keperluan jangka pendek. Itu sangat berisiko karena uang yang kamu investasikan masih dalam kondisi potensial loss (potensi rugi) jika hanya investasi dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.

Jika ingin berinvestasi jangka pendek misalnya hanya 2-3 tahun maka bisa memilih reksadana pasar uang dan juga reksadana pendapatan tetap. Kalau reksadana saham itu cocok untuk investasi jangka panjang atau lebih dari 5 tahun.

Semakin rendah jangka investasimu maka pilihlah reksadana yang rendah juga tingkat risikonya.

Baca Juga :Cara Memilih Investasi Reksadana Yang Benar

 

Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi

Tahukah kamu apa yang terjadi jika kita meletakkan telur hanya pada satu keranjang/wadah. Jika keranjang tersebut jatuh maka yang terjadi telur-telur itu akan retak atau pecah. Sama halnya ketika kamu berinvestasi hanya pada satu jenis produk investasi. Apalagi jika semua uangmu diinvestasikan ke reksadana yang berisiko tinggi semua. Jika seperti itu ada potensi kerugian dalam waktu yang bersamaan.

Diversifikasi itu penting untuk meminimalkan risiko investasi. Sehingga anda harus investasi ke beberapa jenis investasi. diversifikasi itu adalah mengalokasikan dana anda ke sektor yang berbeda beda. Mislakan anda mebeli reksadana saham dan juga reksadana pasar uang. Karena kedua jenis investasi tersebut memiliki underlying yang berbeda.

 

Tidak Menggunakan Reksadana Online

Beberapa tahun lalu ketika fasilitas online belum berkembang, banyak investor yang harus mengeluarkan usaha lebih untuk bisa berinvestasi misalnya saja harus pergi ke bank untuk bisa membeli dan menjual reksadana.

Belakangan ini banyak asset manajemen yang menyediakan fasilitas online system dalam proses pedaftaran dan juga transaksinya.

Karena keuntungan dari bertransaksi di online system anda tidak perlu lelah-lelah datang ke manajer dan juga anda tidak dikenakan biaya transaksi. Dengan adanya platform investasi online ini membuat jumlah investor reksadana semakin berkembang. Jadi mau tunggu apalagi ?