Author : Yulia Andita
Jika Anda pergi makan siang hari ini di Restoran Korea. Anda bisa menghabiskan sekitar Rp. 200.000 untuk paket all you can eat. Rp. 200.000 tidak banyak, tetapi bayangkan jika Anda dapat menumbuhkan uang dari Rp. 200.000 menjadi lebih dari Rp. 2.000.000 yaitu dengan berinvestasi.
Meskipun berinvestasi mungkin tampak seperti konsep yang hanya bisa dilakukan oleh orang kaya dan berilmu. Tetapi anggapan itu salah besar, karena investasi ini cukup mudah untuk dipahami hanya dengan sedikit waktu dan usaha. Carilah informasi terus yang diperlukan Anda untuk mengetahui tentang cara mulai berinvestasi.
Apa arti sebenarnya istilah "berinvestasi"? Dalam arti paling mendasar, investasi melibatkan pembelian aset dengan tujuan menghasilkan pendapatan tetap atau keuntungan ketika Anda menjual aset itu. Investasi dapat berupa barang berwujud, seperti real estat atau emas batangan, atau barang bisa tidak berwujud, seperti saham dan obligasi.
Satu kesalahpahaman umum tentang berinvestasi adalah bahwa Anda harus kaya untuk memulai. Tetapi hal itu tidaklah benar. Di Indonesia sendiri banyak yang memulai investasi dari kalangan mahasiswa. Bahkan, banyak juga investor yang berinvestasi di pasar saham, dan para investor ini berasal dari berbagai kelompok umur dan golongan pendapatan.
Untuk berinvestasi zaman sekarang, tidaklah seribet seperti 30 tahun yang lalu. Karena pendaftaran pembukaan rekening investasi bisa dilakukand dirumah dengan mengin formulir registrasi online. Bukan hanya dari segi pendaftaran, kamu juga bisa bertransaksi melalui handphone.
Bingung tentang cara kerja memilih investasi? Coba perhatikan contoh ini : Anda berinvestasi Rp. 1.000.000 yang menghasilkan bunga 5% per tahun. Imbal hasil 5% diperoleh dari pokok $ 1.000 yang dibayarkan jika sudah jatuh tempo. Dengan asumsi Anda tidak menghabiskan mencairkannya hingga jatuh tempo, ini berarti bahwa setelah tahun pertama, Anda akan mendapatkan 5% dari Rp. 1.000.000 yaitu 1.050.000. Maka keuntungan anda sebesar Rp. 50.000. besar kecilnya keuntungan itu tergantung dari jumlah pokok investasinya.
Di bawah ini, Anda dapat melihat berapa banyak uang yang Anda hasilkan dari waktu ke waktu:
Siap memulai berinvestasi ? Di bawah ini, Anda akan menemukan panduan lima langkah sederhana untuk cara memulai investasi.
Langkah pertama dalam berinvestasi adalah menabung. Lagi pula, Anda tidak dapat berinvestasi jika Anda tidak punya uang. Penghasilan bulananmu bagai gas dalam mesin investasi Anda. Mulailah dengan membelanjakan uang lebih sedikit dari yang kamu hasilkan setiap bulan dan memasukkan sisanya ke dalam rekening tabungan bank untuk tabungan darurat.
Mungkin selama ini kamu belum memulai investasi, sehingga kamu memiliki uang yang lumayan banyak untuk dibelanjakan setiap bulan. Tetapi jika kamu sudah memulai investasi, secara tidak langsung, pengeluaranmu akan lebih sedikit dari biasanya. Sangat menyisihkan uang untuk investasi di awal bukan menyisakan uang setelah dipakai.
Salah satu cara terbaik untuk memulai menabung adalah dengan melacak pengeluaran Anda. Setelah semua kamu lakukan, kamu bisa evaluasi pengeluaran yang tidak terlalu penting dan kamu bisa mengambil langkah yang baik untuk mencapai kondisi keuangan yang stabil ketika memulai berinvestasi.
Anda dapat melacak pengeluaran Anda menggunakan pena dan kertas atau Excel. Serta lakukan pemantauan pengeluaran per bulan secara berkala.
Setiap investasi yang berisiko pasti berbanding lurus dengan imbal hasil yang akan didapatkan. Itu sebabnya setiap jenis investasi memiliki beberapa elemen risiko. Risiko tergantung pada potensi pengembalian - semakin besar risiko, semakin besar potensi pengembalian; semakin rendah risikonya, semakin rendah potensi pengembaliannya. Itu sebabnya tidak ada yang namanya investasi berisiko rendah, pengembalian tinggi.
Saham, reksadana saham, dan ETF saham memiliki pengembalian jangka panjang rata-rata tertinggi, tetapi mungkin ada fluktuatif harga dalam jangka pendek. Obligasi, di sisi lain, lebih stabil, tetapi mereka tidak akan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Rekening pasar uang dan rekening tabungan bank memiliki risiko terendah.
Untuk mengetahui seberapa besar toleransi risiko yang siap kita hadapi. Maka kamu harus mengetahuinya sebelum memulai investasi. Biasanya pada saat pembukaan akun investasi, seseorang akan di berikan pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut yang akan memberikan gambaran risiko yang siap anda hadapi. Apakah konservatif, moderat atau agresif.
Langkah ketiga untuk investor pemula adalah mencari tahu tujuan keuangan Anda. Untuk apa Anda menyimpan uang? Menonton konser di luar negeri? Pembayaran uang muka di rumah? Pensiun? Pendidikan perguruan tinggi anak Anda? Ini menentukan jenis investasi yang akan dipilih. Setelah Anda mengidentifikasi sasaran dan jangka waktu untuk sasaran tersebut (mis. Jangka pendek versus jangka panjang), Anda dapat memilih investasi yang tepat untuk kebutuhan investasi Anda.
Jika Anda membutuhkan uang dalam waktu kurang dari lima tahun, Anda kemungkinan akan menginginkan opsi berisiko rendah, karena Anda akan membutuhkan uang itu segera. Jika Anda tidak membutuhkan uang selama lima hingga 10 tahun, Anda dapat memilih investasi dengan risiko sedang. Dan jika Anda tidak membutuhkan uang selama 10 tahun atau lebih, Anda dapat memilih opsi berisiko lebih tinggi, karena semakin lama cakrawala investasi Anda, semakin rentan Anda terhadap fluktuasi pasar jangka pendek.
Sekarang setelah Anda menyimpan uang, menentukan tujuan Anda, dan menilai toleransi risiko Anda, saatnya untuk mencari tahu seperti apa investor Anda. Tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memulai.
Apakah kamu ingin mengelola sendiri atau dikelolain?
Jika Anda lepas tangan, ini berarti Anda ingin mendelegasikan kepada profesional investasi yang memiliki strategi yang telah ditetapkan dan beragam untuk menginvestasikan uang Anda. Hal ini berarti kamu hanya menyetorkan beberapa sejumlah uang untuk dialokasikan kedalam investasi dan membiarkan manajer investasi yang akan meracik dan membetuk portofolio investasi anda.
Jika kamu ingin mengelola uang sendiri, itu berarti anda harus mengikuti perkembangan pasar modal setiap hari, memeriksa bagaimana investasi Anda lakukan dan menyeimbangkan kembali ketika dibutuhkan. Ini juga berarti Anda memiliki waktu dan pengetahuan untuk mengelola investasi Anda secara strategis dan memadai. Jadi jika kamu seorang pegawai kantor yang sibuk dengan target, sangat tidak dianjurka untuk megelola uang ketika bekerja, karena akan mempengaruhi konsentrasi kerja dan emosional ketika transaksi investasi.
Jika Anda siap, Anda dapat memilih investasi sendiri tanpa bantuan seorang profesional. Buat portofolio investasi Anda sendiri yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.
Apakah saya seorang Investor Pasif atau Aktif?
Investor pasif adalah mereka yang senang menyamai kinerja pasar. Tujuan utama mereka adalah menjaga agar biaya tetap rendah. Investor aktif, di sisi lain, ingin mencoba mengalahkan pasar.
Jika Anda lebih pasif, Anda mungkin lebih suka reksadana indeks yang dikelola secara pasif. Jika Anda lebih aktif, Anda mungkin lebih suka reksa dana yang dikelola secara aktif. Perlu diingat bahwa reksadana yang dikelola lebih aktif kemungkinan akan memiliki lebih besar biaya menajemennya. Satu atau dua persen mungkin tidak terlalu banyak, tetapi inilah perhitungan untuk perspektif: Biaya manajemen 1% untuk reksa dana, jika dibandingkan dengan biaya manajemen 0,1% untuk reksadana indexing. Semakin besar biayanya bisa mengurangi jumlah keuntungan yang akan didapat di masa mendatang.
Merasa seperti campuran antara pasif dan aktif? Tidak masalah. Strategi terbaik Anda adalah membuat alokasi uangnya sebagian besar ke dalam reksadana indeks dari portofolio Anda dan alokasi kan uang lebih kecil untuk reksadana yang dikelola secara aktif.
Jika Anda belajar cara mulai berinvestasi, langkah terakhir adalah menempatkan seluruh strategi Anda secara otomatis. Mari kita bersikap realistis, jika Anda harus secara manual mentransfer atau melakukan setoran setiap bulan, Anda cenderung melakukannya bahkan lupa sama sekali. Maka dari itu kamu perlu memanfaatkan investasi otomatis dari rekening akun investasi anda.
Misalkan saja kamu ingin menyisihkan Rp. 500.000 setiap awal bulan untuk membeli reksadana saham. Maka secara otomatisa uang dalam tabungan mu akan terpotong dan teraloksikan ke dalam reksadana tersebut. Dengan cara tersebut maka uang Rp. 500 ribu itu tidak habis terpakai.