Author : Yulia Andita
Ketika Anda mulai membangun portofolio investasi, Anda perlu mempertimbangkan tujuan jangka pendek Anda dan juga tujuan jangka panjang Anda. Misalnya, apakah Anda berencana berlibur atau membeli mobil 5 tahun mendatang? Anda juga harus memikirkan jenis investasi dalam portofolio Anda yang harus likuid, atau mudah dicairkan/tarik tunai jika terjadi keadaan darurat. Selain itu, pertimbangkan seberapa besar stabilitas portofolio agar Anda merasa nyaman saat Anda mengejar tujuan jangka panjang Anda. Stabilitas ini maksudnya adalah kondisi portofolio yang tidak berfluktuatif atau naik turun nilai investasinya.
Reksadana pasar uang adalah salah satu jenis investasi yang dapat memenuhi kebutuhan uang tunai dalam jangka pendek dan darurat, serta memberikan stabilitas untuk membantu mendiversifikasi portofoli. Ingatlah bahwa investasi dalam reksadana pasar uang tidak diasuransikan atau dijamin oleh pemerintah Indonesia dan tidak ada jaminan bahwa dana tersebut akan mempertahankan harga reksadana tetap stabil. Karena setiap investasi memiliki risiko penuruna harga meskipun pasar uang memiliki nilai yang stabil.
Beberapa investor harus mengetahui, bahwa reksadana pasar uang berinvestasi deposito dan juga obligasi yang jatuh tempo kurang dari setahun. Dimana deposito dalam reksadana ini memiliki tingkat bunga yang lebih besar dibandingkan deposito yang kamu beli langsung dari bank. Sedangkan obligasi yang dialokasikan ke dalam reksadana, tentunya obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau memiliki rating investment grade.
Investasi di pasar uang bukan hanya menjadi pilihan investasi individual melainkan juga pemerintah Indonesia, bank, perusahaan, dan lembaga besar lainnya juga menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan uang tunai jangka pendek mereka.
Contoh. Ketika pemerintah Indonesia membutuhkan uang dengan cepat, ia meminjam dari pasar uang dengan mengeluarkan Surat Utang Negara (SUN) yang akan dibeli oleh institusi dan individu yang memiliki kelebihan dana. Surat Utang Negara ini mewakili janji pemerintah untuk membayar kembali pinjaman tersebut jika sudah jatuh tempo.
Demikian pula, bank akan menawarkan instrumen utang jangka pendek yang disebut sertifikat deposito, dan korporasi akan menawarkan surat berharga/ obligasi.
Surat Utang Negara ataupun obligasi pemerintah dijamin untuk pembayaran pokok dan bunganya. Namun, imbal hasil obligasi pemerintah secara historis belum melampaui inflasi, tidak seperti saham, meskipun kinerja masa lalu tidak dapat menjamin hasil di masa depan. Karena obligasi dan juga deposito yang dibeli langsung biasanya akan dikenakan pajak dari hasil investasinya.
Investasi di reksadana pasar uang umumnya memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, yang berarti bahwa ada sedikit risiko bahwa manajer investasi tidak akan membayar kembali uang investasi investornya. Karena likuiditas tinggi ini, mereka dianggap investasi berisiko rendah. Reksadana pasar uang berisi beberapa jenis deposito dan obligasi jangka pendek, sehingga berisiko rendah bagi investor dan stabil dalam jangka waktu yang pendek.
Reksadana pasar uang berusaha untuk menjaga nilai aktiva bersih reksadana bisa stabil dan diatas Rp. 1000. Untuk mencapai hal ini, manajer investasi reksadana pasar uang berencana untuk menahan investasinya yang mereka beli sampai jatuh tempo, ketika uang pokok dilunasi oleh penerbit. Jika manajer portofolio harus menjual instrument deposito atau obligasi sebelum jatuh tempo, hal yang terjadi adalah nilain reksadananya akan menurun. Penurunan nilai reksadana pasar uang ini bisa terjadi karena kenaikan suku bunga secara umum atau penurunan kualitas kredit penerbit.
Sementara manajer investasi ini dapat mengendalikan banyak faktor, tetapi satu hal yang tidak bisa mereka kendalikan adalah pelunasan dana dari penerbit obligasi. Kenaikan suku bunga yang tinggi bisa menyebabkan pelunasan dana melonjak, mengharuskan manajer investasi untuk menjualnya sebelum jatuh tempo dan dampaknya nilai reksadana bisa turn dibawah Rp. 1000.
Selain itu, dana investor akan dialokasikan ke dalam instrument dana pasar uang memiliki jatuh tempo pendek, biasanya satu tahun atau kurang. Jatuh tempo pendek memiliki sensitivitas rendah terhadap suku bunga. Dengan kata lain, selama dana dalam reksadana tersebut dapat menyimpan isntrumen pasar uangnya hingga jatuh tempo, nilai reksadana tersebut tidak akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga.
Selain memberikan stabilitas dan risiko rendah, dana pasar uang dapat menawarkan manfaat berikut:
Investasi di reksadana pasar uang tidak memaksa kmau untuk menginvestasikan uang dalam waktu yang ditentukan. Anda dapat menarik uang Anda kapan pun jika membutuhkannya, tanpa penalti. Investasi jangka pendek dan stabil lainnya tidak likuid seperti anda langsung berinvestasi di deposito yang biasanya harus mengunci dana sampai jatuh tempo.
Karena pengelolaan dana tidak serumit jenis reksa dana lainnya, reksadana ini membebankan biaya subscription dan redemption yang lebih rendah.
Reksadana pasar uang umumnya menawarkan minimum investasi awal yang lebih rendah daripada investasi lain. Biasanya banyak perusahaan investasi yang menawarkan mnimum pembelian reksadana pasar uang sebesar Rp. 100.000. Salah satu produk rekadana pasar uang syariah dari Corfina Capital yaitu Corfina Dana Kas Syariah, dimana cocok untuk investor yang memiliki tingkat risiko rendah (konservatif).
Reksadana pasar uang mencari hasil kompetitif yang memberikan potensi pengembalian yang solid dibandingkan kamu berinvestasi langsung di deposito atau obligasi.
Dalam portofolio investor, dana pasar uang dapat melayani dua tujuan utama investor yaitu kebutuhan uang tunai jangka pendek dan diversifikasi. Anda dapat mencairkan reksadana pasar uang Anda untuk tabungan jangka pendek dan kebutuhan dana darurat.
Diversifikasi ke reksadana pasar uang dapat membantu mencapai stabilitas pada portofolio dibandingkan investasi saham dan obligasi yang lebih berisiko.
Contohnya termasuk:
Benar adanya jika berinvestasi di reksadana pasar uang membantu untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan strategi diversifikasi. Menginvestasikan uang Anda terlalu banyak dalam reksadana pasar uang dapat merusak potensi untuk mendapatkan pertumbuhan jangka panjang.
Investor yang memiliki tujuan investasi untuk mencari pengembalian jangka panjang yang tinggi mungkin lebih baik berinvestasi hanya sebagian kecil dari portofolio mereka dalam reksadana pasar uang serta sisanya bisa dimasukkan kedalam reksadana pendapatan tetap atau reksadana saham.
Juga, investor perlu mengevaluasi tingkat suku bunga jangka pendek sebelum mereka memilih reksadana pasar uang. Sementara reksadana pasar uang sangat sesinsitif terhadap kenaikan suku bunga jangka pendek, hal yang sama berlaku untuk penurunan suku bunga. Dalam lingkungan suku bunga rendah, investor perlu menscreening untuk menemukan pengembalian terbaik untuk kebutuhan jangka pendek mereka.