Jika kamu memiliki uang sebanyak Rp. 100.000.000, maka kira-kira akan diapakan uang itu? Ditabung? Diinvestasikan? Dibelanjakan?
Mungkin ada sebagain orang yang akan berbeanja, berinvestasi dan juga menabung. Menabung yang paling popuer adalah di tabungan atau di deposito. Tapi tahukah kamu jika reksadana pasar uang juga sedang terkenal sebagai alternatif pengganti produk untuk menabung uang. Menabung di reksadana pasar uang memiiki risiko yang rendah serta keuntugan yang relative lebih stabil jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya terutama produk tabungan perbankan.
Selain mengenal tabungan dari produk perbankan, ada beberapa orang juga mengenal trading forex. Serta menganggap investasi di reksadana pasar uang sama dengan trading forex. Padahal kedua instrument investasi ini jelas berbeda?
Reksadana pasar uang adalah wadah yang berisi kumpulan dari beberapa jenis instrumen pasar uang serta surat utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Contoh instrument pasar uang antara lain deposito dengan special rate. Hal in yang membuat reksadana pasar uang ini lebih stabil keuntungannya. Karena seperti yang kita ketahui konsep bunga deposito itu sudah ditentukan keuntungannya selama 1 tahun. Sehingga keuntungannya sudah bisa diestimasikan hingga jatuh temponya.
Sedangkan perdagangan forex ini pada dasarnya adalah jual beli mata uang asing. Perdagangan mata uang asing ini dilakukan pada beberapa jenis pasar, yaitu:
Modal minimal untuk investasi reksadana relative lebih murah yaitu Rp. 100.000. Hal ini mempermudah daam menjangkau seluruh apisan masyarakat, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga sampai para pebisnis muda.
Sedangkan modal minimal untuk trading forex lebih besar dibanding reksadana serta harus menggunakan mata uang dollar. Invetor atau trader forex harus menyiapkan US$ 100 atau sekitar Rp. 1,4 juta (dengan kurs Rp, 14.000).
Reksadana pasar uang ini memiiki kemudahan dalam pengelolaan. Sebab manajer investasi yang akan melakukan siret dan pengelolaan produk investasi. Jadi sangat cocok bagi anda yang belum memahami investasi secara mendalam, ditambah tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengelola. Kamu hanya perlu melakukan penyetoran uang ke reksadana pasr uang dan kemudian anda biarkan saja.
Baca Juga: 5 Langkah Ampuh Membangun Portofolio yang Menguntungkan
Sementara itu, trading forex ini hampir sama dengan jua bei saham, bedanya investor akan menyetor modalnya langsung ke perdagangan mata uang asing EUR/USD, GBP/USD, UAD/USD dan lainnya. Untuk melakukan perdagangan mata uang asing ini harus memiiki ketrampian khus serta waktu yang banyak untuk memantau pergerakan forex.
2 hal yang tidak dipisahkan antara risiko dan imbal hasil investasi. Semakin tinggi risiko sebuah investasi maka akan menghasikan imbal hasil yang tinggi juga.
Potensi keuntungan reksadana pasar uang memang lebih rendah dibandingkan dengan trading forex. Hal ini karena isi dari reksadana adaah deposito dan obligasi tenor kurang dari 1 tahun sehingga pergerakan harga lebih stabil.
Sedangkan trading forex ini memiiki potensi keuntungan yang besar dari reksadana pasar uang. Dimana keuntungan ini berasal dari selisih antara kurs jual dan beli mata uang asing tersebut. Tapi yang peru kita kethaui bahwa pergerakan harga ini cukup cepat dan tinggi. Bahkan dalam waktu detik harga bisa saja berubah naik dan turun begitu cepat. Maka dibutuhkan waktu dan keahlian yang mendalam. Jika salah prediksi maka kerugian yang terjadi.
Itulah beberapa perbedaan antara reksadana pasar uang. Untuk kamu yang tidak menyukai risiko dan tidak bisa tidur nyenyak jika melihat investasi menurun maka lebih memilih reksadana pasar uang. Selain hasinya lebih stabil serta di awasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu sudah ada yang syariahnya serta kamu bisa membelinya di Corfina Reksadana Onine System.