7 Kesalahan Umum Yang Harus Dihindari Investor Reksa Dana

Author : Yulia Andita Sari

Ketika kita tumbuh dewasa, kita menjadi semakin sadar akan tanggung jawab keuangan kita. Dari menabung untuk diri kita sendiri dan merawat orang tua kita hingga mengamankan masa depan keuangan pasangan dan anak-anak kita, semua tugas ini membutuhkan perencanaan keuangan yang cermat. Tetapi di situlah sebagian besar dari kita akhirnya membuat beberapa kesalahan investasi umum. Untuk membangun masa depan yang aman bagi diri kita dan orang yang kita cintai, kita harus mulai berinvestasi dalam reksa dana sedini mungkin. Jika Anda belum memulai, mulailah berinvestasi sekarang.

 

Namun, perhatikan kesalahan keuangan umum ini yang sering kali kita buat sebagai investor saat berinvestasi dalam reksa dana:

 

Harapan yang Tidak Realistis

Salah satu kesalahan paling umum yang kita lakukan adalah mengharapkan pengembalian yang tidak realistis. Investor yang berencana investasi jangka panjang, harus mempertimbangkan imbal hasil yang sesuai dengan risiko yang dihadapi. Seprofesional seorang manajer investasi dalam mengelola portofolio reksdana, pasti tidak ada yang benar-benar dapat memprediksi bagaimana pasar di masa depan dengan tepat karena faktor-faktor ekonomi, sosial-politik dan spesifik perusahaan yang dinamis. Jadi idealnya, seseorang seharusnya tidak mengharapkan pengembalian yang luar biasa dari investasi. Karena tidak realistis ketika IHSG selama setahun mengalami penurunan tapi kita mengharapkan kenaikan investasi reksadana saham sebesar >10%. Biasanya kinerja reksadana saham akan sesuai dengan pergerakan IHSG.

 

Tujuan Investasi Tidak Jelas

Kesalahan keuangan lain yang sering kita lakukan adalah tidak menetapkan tujuan investasi yang jelas dan terukur. Untuk menghindari hal ini, seseorang perlu memiliki pemahaman yang jelas dan lengkap tentang rencana masa depannya dan periode waktu tertentu dia ingin mencapainya. Misalnya, tujuan investasi membeli mobil dapat dipenuhi dalam periode yang relatif lebih pendek daripada tujuan memiliki rumah. Tujuan hidup yang tidak jelas dapat menjebak seseorang dalam lingkaran setan yang mengakibatkan kehidupan yang melibatkan beban hutang tak terduga yang pada akhirnya merusak kualitas hidup. Jika Anda kesulitan menentukan tujuan keuangan Anda, Anda dapat mengunjungi corfina.id dan mendapatkan bantuan yang diperlukan.

 

Kurangnya Diversifikasi Portofolio

Cara optimal untuk mendapatkan hasil terbaik dari pasar adalah melalui portofolio yang terdiversifikasi. Seringkali investor cenderung berinvestasi hanya dalam satu jenis investasi dan ketika pasar jatuh/pelemahan ekonomi yang mengakibatkan  penurunan sektor investasi tertentu, akhirnya investasinya mengalami kerugian. Oleh karena itu, bijaksana untuk mendiversifikasi portofolio investasi dengan memegang berbagai jenis skema reksa dana dan mendistribusikan risiko investasi di dalamnya. Kinerja portofolio juga dapat dipengaruhi oleh diversifikasi yang terlalu banyak kedalam sektor investasi. Oleh karena itu, kita perlu mencapai keseimbangan optimal sambil merancang portofolio yang relevan selama perubahan tren pasar. Anda dapat merancang portofolio investasi Anda dengan melakukan penelitian dan analisis yang tepat, namun, selalu lebih aman dan disarankan untuk miminta saran dari penasihat keuangan.

 

Berfokus pada Kinerja Jangka Pendek

Seorang investor jangka panjang seharusnya tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh keuntungan yang didapat atau kerugian yang terjadi selama periode waktu yang singkat. Hal itu dapat menyebabkan dia dalam tidak fokus dengan tujuan dan dapat mengubah strategi investasi. Seorang investor harus memiliki kejelasan apakah ia ingin memiliki investasi jangka pendek atau investasi jangka panjang karena kebingungan dalam hal ini dapat membuat investor menjauh dari memenuhi tujuan keuangannya.

 

Fokus berlebihan pada gejolak pasar

Investasi yang sukses membutuhkan banyak kesabaran dari pihak investor. Kita harus tetap tenang sehubungan dengan faktor-faktor mengenai pengembalian investasi. Seseorang harus memperhatikan pasar dengan seksama tetapi menghindari menerima atau menjualnya karena tergesa-gesa. Ini karena keputusan investasi instan semacam itu tidak hanya dikenakan biaya transaksi yang tinggi tetapi juga menjebak seseorang dalam risiko yang tidak terduga yang timbul dari seringnya transaksi jual dan beli secara aktif. Orang harus menggunakan pola pikir yang tenang daripada bereaksi secara tiba-tiba.

 

Tidak Meninjau Investasi Secara Berkala

Hanya melakukan investasi saja tidak cukup, kinerjanya juga harus ditinjau secara berkala. Meninjau investasi secara berkala untuk memungkinkan investor dalam mengambil keputusan tepat waktu untuk merealisasikan keuntungan dan juga meminimalisasikan kerugian. Jika tidak melakukan peninjauan investasi adalah kesalahan investasi yang umum dilakukan di kalangan investor. Investor sering lupa atau bertindak malas dalam melakukan tinjauan seperti itu dan menjadi mangsa ketika terjadi penurunan  pasar, akhirnya menimbulkan kerugian besar. Dengan demikian, tinjauan reguler membantu investor dalam mengetahui naik turunnya pasar dan berfungsi sebagai sinyal untuk tindakan investasi yang tepat waktu.

 

Tidak Memperhitungkan Inflasi

Kesalahan investasi umum lainnya yang sering dilakukan investor adalah mereka berfokus pada pengembalian nominal dan bukan pengembalian riil. Pengembalian riil dapat dicapai dengan melihat kinerja investasi setelah memperhitungkan inflasi dalam perekonomian. Orang harus selalu memeriksa bagaimana kenaikan biaya dapat mempengaruhi standar hidupnya dan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari kenaikan biaya. Pengembalian investasi yang dilakukan oleh investor harus cukup efektif untuk memenuhi faktor inflasi tersebut.