Alasan Masyarakat Belum Memulai Investasi

Menurut data dari Direkstur utama KSEI, yang mengatakan bahwa jumah investor pasar modal Indonesia pada akhir tahun 2018 bertumbuh signifikan. Hal ini terlihat dari jumlah Single Investor Indentification (SID) yang mencapai 1,61 juta atau meningkat 44,6% dari tahun 2017. Dimana jumlah SID ini terbagi menjadi saham, reksadana, surat utang, surat berharga negara, dan produk investasi lainnya.

Jumlah investor saham sebesar 851.622 SID, kemudian 988.946 SID di asset reksadana, dan yang terakhir sebesar  195.119 SID yang memiliki SBN. Dan hingga Mei 2019 jumlah investor baru mencapai 1,9 juta. Jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia yang sebesar 256 juta. Maka persentasenya masih sekitar 0,74%. Angka 0,74% termasuk sangat kecil jika dibandingkan dengan pemiliki rekening di Bank yang hampir 75% dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Minimnya jumlah investor di pasar modal ini dikarenakan alasan masyarakat belum memulai investasi diantaranya adalah:

 

Investasi di Pasar Modal Berisiko Tinggi

Hampir kebanyakan orang akan lebih menghindari risiko dan bahkan takut jika nilai investasinya turun. Hal tersebut yang membuat calon investor akan berpikir beribu kali setiap ingin memulai invetasi. Stigma masyaraka tentang risiko berinvestasi di pasar modal itu sangat tinggi.

Sebenarnya hampir semua investasi baik secara real maupun keuangan pasti memiliki risiko. Misalkan anda berinvestasi property (rumah) di daerah tertentu. 4 tahun kemudian harganya anda menjualnya lebih rendah dibandingkan harga belinya, dikarenakan daerah tersebut menjadi daerah yang rawan banjir. Jadi mau tidak mau, anda harus menerima harga umah yang anda beli 4 tahun lalu lebih murah.

Arti risiko sebenarnya dalam dunia investasi adalah jika saham, obligasi yang dikeluarkan perusahaan dan diperjual belikan secara umum. Dan kemudian perusahaan itu bangkrut dan tidak mampu membayar semua utang. Itu yang dinamakan risiko. Tetapi jika nilai investasinya turun karena pengaruh dari ekonomi global. Itu hanya bersifat sementara.

 

Keterbatasan Modal Investasi

Alasan yang menjadi penghambat calon investor untuk berinvestasi di pasr modal. Mengatakan bahwa investasi di pasar modal itu butuh modal yang besar dan hanya untuk kalangan orang kaya. Memang ada beberapa produk investasi yang diperjual belikan dengan harga yang mahal misalkan obligasi dengan minimal pembelian Rp. 1 Miliar. Namun bagi kamu yang memiliki penghasilan yang pas-pasan ada instrument investasi yang ditransaksikan dengan harga yang terjangkau. Reksadana menjadi salah satu produk investasi yang ramah kantong. Karena hanya dengan modal Rp. 100.000 kamu sudah bisa berinvestasi di beberapa instrument investasi seperti saham, deposito dan juga obligasi.

Baca Juga: Pilih Investasi Langsung Ke Obligasi atau Reksadana Pendapatan Tetap

 

Menganggap Jika Investasi di Pasar Modal Itu Judi

Banyak anggapan jika berinvestasi di pasar modal itu seperti taruhan di kasino. Mempertaruhkan uang demi hal yang tidak pasti tanpa analisa, dan berharap uang akan beranak pinak dalam waktu yang singkat. Salah satu hal yang membedakan antara investasi dengan judi adalah analisa. Jika investasi itu dianalisa menggunakan data sedangkan judi kita hanya menebak dan bergantung pada peruntungan saja.

Bagi yang masih ragu jika investasi di pasar modal itu judi. Coba lihat salah satu lembaga pengawas pasar modal syariah yaitu Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Mereka membuat peraturan mengenai saham, obligasi serta reksadana yang sesuai dengan syariat islam.

 

Administrasi Yang Ribet

Alasan Masyarakat Belum Memulai Investasi

Alasan selanjutnya adalah administrasi yang ribet. Ribet dan berbelit menjadi hal yang tidak disukai oleh kebanyakan orang pastinya. Jika zaman dulu untuk membuka rekening reksadana harus pergi ke bank, atau ke perusahaan manajer investasi. kemudian harus menulis data paraf berlembar-lembar. Itu sangat menyita waktu.

Namun alasan ribet bukan lagi menjadi alasan untuk tidak memulai investasi karena sekarang serba online. Reksadana pun sudah ada yang online, jadi mulai dari pembukaan rekening dan transaksinya juga serba lewat HP ataupun komputer.

Nah apakah kamu memiliki alasan yang sama seperti yang dijabarkan diatas? Semoga dengan membuka dan membaca artikel ini terbuka juga mindset yang salah terhadap investasi.