Terhitung sejak dua minggu yang lalu kinerja saham-saham di Indonesia bergerak volatile dan cenderung downtrend. Selain itu sejakkinerja reksadana semester 1 tahun 2018 banyak reksadana yang mengalami penurunan. Reksadana Saham secara year to year (yoy) per 29 Juni 2018 turun 5,94%. Adapun Indeks Saham Gabungan turun sebesar 8,76%.
Selanjutnya reksadana pendapatan tetap turun 3,8% dan reksadana campuran turun 3,95%, hanya reksadana pasar uang yang mencatatkan kinerja yang baik pada semester 1 ini, dengan kenaikan sebesar 1,9%. Memang dalam keadaan ekonomi sedang genting seperti sekarang ini karena imbas dari perang dagang China dan Amerika, serta adanya kebijakan moneter dari Negara Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali dalam tahun ini. Sehingga banyak investor yang membawa keluar dananya dari pasar modal ke pasar uang karena investasi di pasar uang dapat dikatakan risiko lebih rendah dengan imbal hasil yang pasti.
Baca Juga: Tips Persiapan Nikah yang Tidak Banyak Orang Tahu
Meskipun IHSG pernah menyentuh harga tertinggi di akhir tahun 2017 tetapi trend itu tidak berlanjut hingga tahun 2018. Sehingga membawa kekjhawatiran bagi para pemodal yang menanamkan dananya di saham dan juga investor yang memiliki reksadana saham akan mengamati penurunan unit penyertaan reksadana. Unit penyertaan reksadana dihitung secara harian oleh Bank Kustodian.
Sebelum anda deg-degan dan ketar-ketir nilai investasi yang terus turun, ada perlunya anda menegingat kembali tujuan anda berinvestasi di reksadana saham. Apakah untuk membeli mobil, biaya pendidikan atau pensiun atau yan lainnya. Jika tujuan investasi anda untuk jangka panjang atau lebih dari 5 tahun, anda tidak perlu khawatir. Berbeda jika tujuan investasinya adalah memenuhi kebutuhan 1 tahun lagi itu sangat tidak dianjurkan untuk menanamkan dana anda di saham ataupun reksadana saham.
Melihat rekam jejak penurunan nilai IHSG biasanya diikuti dengan kenaikan. Pada 2007, level tertinggi IHSG mencapai 2745. Meningkat 10 kali dari nilai terendahnya di tahun 1998. Begitu juga saat tahun 2008, IHSG mencapai nilai terendah di bawah 1.100 kemudian memecahkan rekor hingga 5.214 di bulan Mei 2013. Kenaikan hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun.
Secara historis menandakan bahwa IHSG akan rebound setelah mengalami penurunan dan dapat diartikan bahawa untuk memaksimalkan nilai investasi saham maka dengan jangka waktu diatas 1 tahun.
Ketika IHSG terun turun sbenarnya kita tidak perlu pusing, karena reksadana itu sendiri telah dikelola oleh Manajer Investasi yang professional dan memiliki kebijakan tersendiri dalam setiap jenis investasinya. Dan dalam reksadana bukan hanya terdiri dari 1 jenis saham saja melainkan ada beberapa jenis saham di sector yang berbeda-beda dalam portfolio sehingga secara tidak langsung, investasi anda telah terdiversifikasi.
Hal yang bisa anda lakukan ketika pasar terus turun adalah sebagai berikut: