Inilah Penghambat Seseorang Berinvestasi di Pasar Modal
Pasar Modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan setelah tahun 1998 yang ketika itu terjadi krisis ekonomi, dimana ketika itu nilai mata uang rupiah terjun tajam hingga ke level Rp. 17.000 terhadap Dollar AS dan tingkat inflasi hingga mencapai 77,%.
Setelah melewati krisis ekonomi 1998 banyak yang mempertimbangkan untuk investasi. Dari sekitar 262 juta penduduk Indonesia, hanya 4,4% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia yang mengenal investasi pasar modal dan baru 0,4% yang mengenal dan berinvestasi di pasar modal. Hal itu sangat disayangkan mengingat investasi di pasar modal merupakan salah satu cara untuk memajukan dan mensejahterakan perekonomian di Indonesia.
Minimnya jumlah masyarakat berinvestasi di Pasar Modal dikarenakan munculnya beberapa alasan yang menghambat untuk berinvestasi. Masalah yang sering muncul dalam stigma masyarakat diantaranya:
Banyak yang beranggapan bahwa investasi di pasar modal itu berisiko tinggi sehingga untuk memulai investasi harus berfikir beribu-ribu kali biar tidak masuk kedalam jurang kerugian akibat risiko itu.
Risiko yang tinggi itu bukan diukur ketika harga saham perusahaan yang kita beli itu turun terus menerus, tetapi arti dari risiko tinggi yang sebenarnya apabila perusahaan itu dinyatakan bangkrut, perusahannya kebakaran, perusahaanya ambruk akibat diterjang tsunami, gempa dan longsor.
Maka dari itu apabila kita termasuk orang yang menghindari risiko, seharusnya kita membeli saham yang kita kenali ini bisnisnya dengan baik. Seperti Warren Buffet yang membeli saham yang ia pahami bisnisnya dan tidak membeli saham perusahaan yang ia tidak paham proses bisnisnya.
Dalam hal investasi maka kita memerlukan modal, tapi mindset banyak orang ketika berinvestasi itu membutuhkan modal yang besar sedangkan penghasilan kita terbatas setiap bulannya.
Saat ini sudah banyak sekali pilihan investasi pasar modal yang menyasar usia sekolah, masyarakat yang menengah ke bawah dan bahkan ibu rumah tangga. Kita tidak perlu mengeluarkan modal ratusan juta untuk bisa investasi karena ada banyakinstrumen yang bisa kita pilih seperti Reksadana. Hanya dengan modal 100.000 – 300.000 kita sudah bisa berinvestasi dengan aman dan nyaman. Meskipun tidak banyak, setidaknya kita sudah menyisihkan dan belajar displin utnuk investasi sebesar 10% dari pengahsilan kita setiap bulannya.
Apabila dulu mengurus administrasi itu rumit banyak sekali persyaratan yang harus dipersiapkan. Namun saat ini banyak sekali kemudahan-kemudahan untuk membuka akun investasi diantaranya kita bisa memanfaat gadget kita. Karena sudah banyak sekuritas atau aset management yang sudah menyediakan pendaftaran administasi pembukaan akun secara online.
Banyak anggapan bahwa berinvestasi di pasar modal bak bermain judi di kasino yang memasang uang kita dan berharap keberuntungan uang kita bisa beranak pinak dengan waktu singkat.
Anggapan itu ternyata salah di Indonesia sendiri sudah ada lembaga yang mengawasi hal tersebut seperti Dewan Syariah Nasional MUI yang membuat peraturan mengenai saham-saham yang bisa menjadi pilihan umat islam terutama untuk invsetasi dan mekanisme dalam membeli dan menjual instrumen pasar modal yang diperbolehkan dan yang tidak.
Lagi-lagi keterbatasan ilmu yang kita miliki menjadi penghalang kita untuk investasi. Memang benar dalam hal apapun ketika kita tidak memiliki ilmu yang mumpuni maka kita akan kebingungan dan mudah dibodohi.
Tapi kita tidak perlu khawatir tentang ilmu pasar modal, Bursa Efek Indonesia telah banyak menyediakan 313 galeri investasi dan 27 kantor perwakilan di seluruh Indonesia.
Maka bukan lagi menjadi alasan kita malas untuk meperdalam ilmu tentang investasi di Pasar Modal.
Semoga dengan adanya artikel ini menjadi terbuka pikiran kita untuk investasi dan dapat membuang pikiran-pikiran yang menghambat itu.