Investasi? Menyisihkan atau Menyisakan
Dari dulu hingga sekarang masih terus terdengar istilah investasi di telinga kita, bahkan menjadi salah satu cara bagi sebagian orang untuk menyimpan kekayaannya dan berharap kekayaannya akan terus tumbuh sehingga kemudian hari dapat digunakan untuk keadaan yang mendesak atau bisa dibilang motif berjaga-jaga.
Investasi itu banyak sekali macamnya baik itu investasi riil seperti investasi tanah, emas, dan bangunan, serta ada investasi pada sektor keuangan seperti memebeli saham, reksadana, obligasi, dan menaruh dana di deposito. Mulai dari yang bermodalkan ratusan juta rupiah hingga hanya ratusan ribu.
Banyak alasan yang orang gunakan untuk melakukan investasi seperti motif berjaga-jaga, motif spekulasi, dan kebebasan financial. Berjaga-jaga, maksud dari hal ini karena kita menghadapi ketidakpastian dalam hidup ini dan selalu dihadapkan dengan kebutuhan yang sifatnya dadakan, motif spekulasi ini memang berbanding terbalik dengan investasi karena mengharapkan keuntungan dari ketidakpastian dan dilakukan dalam rentang waktu yang relatif pendek, dan kebebasan financial menjadi trend sekarang ini karena dengan investasi mereka telah merencakan keuangan dengan baik.
Meski banyak orang yang telah melek ‘istilah’ investasi tapi masih sedikit realisasi. Banyak dalih yang digunakan ketika orang melakukan investasi seperti kurangnya modal. Hal yang paling orang pikirkan mengenai modal untuk memulai investasi serta konsep dan cara yang salah.
Seperti contohnya ketika kita berpenghasilan kurang lebih 3 juta setiap bulannya. Kita pasti akan mengutamakan terlebih dahulu kebutuhan primer seperti kebutuhan makan dan hal-hal yang bersifat konsumtif bahkan kita membeli barang-barang yang keutuhannya tidak terlalu mendesak sampai akhirnya sebelum akhir bulan dan ketemu gajian lagi kita sudah tidak memiliki uang lagi dan akhirnya beranikan diri untuk berhutang atau bahkan kita hanya menyisakan pecahan 10.000 lima lembar di akhir bulan. Dan hal ini terus-menerus dilakukan. Kalau sudah begini apakah kita bisa berjaga-jaga untuk masa depan? Mengurusi keuangan pribadi saja tidak bisa apalagi sudah berumahtangga?
Kejadian diatas tidak bisa kita gunakan sebagai konsep investasi jangka panjang. Percaya atau tidak kalau kita berinvestasi dan ‘menyisihkan uang’ bisa menjadikan diri kita mandiri dan disiplin dalam mengatur keuangan. Ingat!!! Menyisihkan itu kita lakukan di awal bukan di akhir setelah banyak pengeluaran. Karena kalau di akhir itu dinamakan ‘menyisakan’.
Dengan menyisihkan uang di awal bulan untuk investasi kita akan bisa menge-rem pengeluaran kita. Sebagai contoh :
Ketika sebelum menyisihkan uang pengeluaran kita melebihi dari pendapatan kita. Karena ketika memegang uang secara otomatis kita akan menghabiskan uang itu, berawal dari kata ‘ah kan masih ada banyak di ATM’ tanpa kita sadari kita terus menarik uang di atm tanpa tersisa sedikit pun.
Coba saja ubah pola itu dengan pola investasi yang benar. Misal kita menerima gaji 3 juta kemudian kita langsung menyisihkan 500.000 atau lebih untuk melakukan investasi seperti di reksadana, jadi uang yang kita pegang kurang lebih 2.5 juta. Secara tidak langsung kita belajar untuk mengurangi pengeluaran kita. Dan bulan depan kita bisa menerima 3.5 juta ditambah dengan return reksadana yang bisa mencapai 2-35% setiap bulannya. Meski tidak terlalu besar asal kita lakukan secara berkelanjutan maka uang itu akan terus bertumbuh dan membuat kita lebih displin untuk investasi dan menge-rem pengeluaran.
Perlu diingat jangan gunakan uang untuk kebutuhan primer untuk investasi.