Jangan Menyesal Berlebihan

 

Jangan pernah menyesal berlebihan

Anda pasti pernah mengalami kejadian seperti ini. Anda sedang mengetik serius berjam-jam. Beberapa halaman ketikan sudah jadi dan sudah di- Layout, direvisi dengan baik. Anda puas dengan hasilnya. Tiba-tiba listrik padam. Ternyata anda lupa mengklik tombol save. Oh My God,  dunia seakan runtuh. Kebanyakan orang akan marah, kesal dan menyesal kenapa tidak melakukan penyimpanan. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Di dalam dunia investasi juga sama. Saat harga saham komositas melonjak di tahun 2017, banyak investor keasyikan melihat portofolionya membengkak dan lupa mengklik tombol save (maksdunya melakukan profit taking). Setelah di tahun 2008 harga komoditas anjlok, mereka baru manyadari, kenapa dulu tidak profit taking.

Banyak juga hal lain yang bisa membuat investor sedih dan menyesal. Seringkali investor sedih dan menyesal. Seringkali investor membeli saham, eh harganya malah turun. Saat kita baru saja menjual saham, eh harganya malah melonjak-lonjak tidak karuan. Saat kita memilih menahan saham, eh harganya malah anjlok tidak terkira. Semua hal tersebut bisa menyebabkan kita menyesal, gondok, gegetun. Hal tersebut normal saja. Cuma jangan biarkan perasaan itu terus menguasai anda.

Perasaan menyesal berlebihan bisa menggiring anda untuk dendam terhadap pasar. Hal ini adalah hal yang harus dihindari. Yang banyak terjadi adalah investor segera membuka posisi beli lagi agar segera menutupi kerugian yang terjadi. Hal ini malah bisa menyebabkan semua rencana-rencananya berantakan. Terlalu banyak trading dengan emosi tinggi selalu menjerumuskan invetor pada kerugian yang lebih besar.

Jika anda rugi, atau ketinggalan kereta, terlambat membeli saham yang diincar karena harganya sudah keburu baik, relakan saja. Tidak perlu dikejar. Selama BEI masih buka, masih bisa melirik saham-saham lain yang juga bisa memberikan keuntungan yang tidak kalah menarik. Dari ratusan saham yang terdaftar di BEI, akan selalu ada saham yang bisa memberikan keuntungan bagi anda.

Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap kerugian yang kita alami akibat salah melakukan keputusan investasi?

Anggap saja kita sedang belajar. Memang menyakitkan. Namun anda sedang belajar dengan biaya yang cukup besar dari GURU yang selalu benar. Guru yang bernama  PASAR.

Jangan pernah menyesal berlebihan. Sudah banyak cerita, baik luar negeri atau dalam negeri, investor bunuh diri, membunuh keluarganya, kalap dan membunuh orang lain. Kalau sudah begitu investor  itu tidak hanya rugi uang, tetapi juga rugi kehilangan tempat di surga.

 

Sumber: Jurus Cuan by Desmon Wira