Jika pembunuhan adalah suatu tindakan kejam yang melawan hukum maka dalam dunia keuangan, inflasi merupakan musuh dan juga hal kejam yang harus dihadapi oleh para investor, para pembuatan perencanaan keuangan, para kreditor, dan juga institusi keuangan dalam mengatur keuangannya agar tetap stabil.
Inflasi memang tidak dapat terlihat namun kita bisa merasakan dampak dalam keuangan pribadi kita. Jika anda memiliki uang sebesar 1 juta rupiah ditabung di bank pada saat ini mungkin 1 tahun lagi nilainya sama dengan 500 ribu. Apa yang salah ketika kita menabung di bank namun nilainya tidak bertambah namun malah berkurang? Nah itulah kejamnya inflasi ketika bunga bank yang ditawarkan oleh bank tidak melebihi tingkat inflasi suatu negara, alhasil nilai uang anda tergerus oleh inflasi.
Berikut adalah data inflasi dari tahun 2007-2017:
Indikator yang digunakan untuk menghitung nilai inflasi adalah dengan menggunakan Indeks Harga Konsumsi (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan atau penurunan dari barang dan jasa. Di Indonesia sendiri sering terjadi peningkatan harga pada moement tertentu seperti ketika Ramadhan dan juga pergantian tahun. Hal iini disebabkan karena permintaan barang dan jasa yang tinggi namun barang yang tersedia terbatas.
Sebagai contoh adalah ketika 5 tahun yang lalu harga beras masih di harga 6.000/liter, namun saat ini harga beras meningkat 50%. Hal ini menandakan uang anda nilainya dari tahu ke tahun terus menyusut. Bahkan kenaikan gaji 10% setiap tahun tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan hidup sebesar 15%.
Lalu apakah benar jika investasi bisa membuat nilai uang anda diatas dari tingkat inflasi?
Jika rata-rata inflasi selama 10 tahun terakhir adalah 5%-6% maka anda sebaiknya anda memilih deposito bank yang menawarkan diatas rata-rata inflasi yaitu antara 7%-8% per tahun.
Berikut adalah tingkat pengembalian yang kita terima jika menyimpan dana sebesar 150.000.000 dengan bunga sebesar 6.5% dalam jangka waktu 1 tahun.
|
Tipe Investasi |
Deposito |
|
Bunga Deposito/ tahun |
6.5% |
|
Total Bunga Jatuh Tempo |
Rp. 9.750.000 |
|
Total Pengembalian Deposito |
Rp. 159.750.000 |
|
Tingkat inflasi/ tahun |
3.61% |
|
Nilai Deposito setelah terkena inflasi |
Rp. 155.415.000 |
|
Nilai Keuntungan |
Rp. 4.335.000 |
Jadi jika anda menyimpan uang anda di deposito maka anda akan mendapatkan nilai sebesar 9.750.000 dan nilanya diatas dari inflasi. Namun jika suatu kondisi bunga deposito dibawah dari inflasi maka kemungkinan besar anda mengalami kerugian.
Namun kelemahannya dalah di awal menabung dikenakan pajak sebesar 40% maka bisa dibilang pendapatannya hanya sebesar 3,9% saja.
Ciri dari reksadana pasar uang adalah reksadana ini mengalokasikan 80% dari total dana kelolaanya di instrument pasar uang seperti deposito dan juga obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. Reksadana ini memang cocok untuk investasi jangka pendek karena instrument yang dialokasikan rata-rata jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Bisa digunakan untuk menjaga likuidasi dana dalam jangka pendek serta risiko juga terbilang rendah dibanding dengan reksadana lainnya. Contoh nya adalah Corfina Dana Kas Syariah dan Corfina Dana Kas Gemilang.
|
Tipe Investasi |
Reksadana Pasar Uang |
|
Imbal Hasil/ tahun |
4.9% |
|
Total Bunga Jatuh Tempo |
Rp. 7.350.000 |
|
Total Pengembalian RDPU |
Rp. 157.350.000 |
|
Tingkat inflasi/ tahun |
3.61% |
|
Nilai Deposito setelah terkena inflasi |
Rp. 154.150.000 |
|
Nilai Keuntungan |
Rp. 1.935.000 |
Ciri dari reksadana pendapatan tetap adalah reksadana ini mengalokasikan 80%-100% dari total dana kelolaanya di instrument pasar modal seperti obligasi. Reksadana ini memang cocok untuk investasi dengan jangka waktu 1-3 tahun. Risiko reksadana pendapatan tetap diatas dari reksadana saham namun tingkat imbal hasilnya juga sebanding dengan risikonya. Jika ratarata reksadana pendaoatan memberika imbal hasil 5,8% maka hasilnya sebagai berikut:
|
Tipe Investasi |
Reksadana Pendapatan Tetap |
|
Imbal Hasil/ tahun |
5.8% |
|
Total Imbal Hasil |
Rp. 8.700.000 |
|
Total Pengembalian RD Pendapatan Tetap |
Rp. 158.700.000 |
|
Tingkat inflasi/ tahun |
3.61% |
|
Nilai Deposito setelah terkena inflasi |
Rp. 154.150.000 |
|
Nilai Keuntungan |
Rp. 3.285.000 |
Ciri dari reksadana campuran adalah reksadana ini mengalokasikan total dana kelolaanya di instrument pasar modal seperti obligasi, saham dan juga isntrumen pasar uang seperti deposito. Reksadana ini memang cocok untuk investasi dengan jangka waktu 3-5 tahun. Risiko reksadana pendapatan campuran diatas dari reksadana saham namun tingkat imbal hasilnya juga sebanding dengan risikonya. Jika ratarata reksadana pendaoatan memberika imbal hasil 4.99% maka hasilnya sebagai berikut:
|
Tipe Investasi |
Reksadana Campuran |
|
Imbal Hasil/ tahun |
4.99% |
|
Total Bunga Jatuh Tempo |
Rp. 7.350.000 |
|
Total Pengembalian RD capuran |
Rp. 158.700.000 |
|
Tingkat inflasi/ tahun |
3.61% |
|
Nilai Deposito setelah terkena inflasi |
Rp. 154.150.000 |
|
Nilai Keuntungan |
Rp. 1.935.000 |
Ciri dari reksadana saham adalah reksadana ini mengalokasikan total dana kelolaanya di instrument pasar modal seperti obligasi, saham dan juga isntrumen pasar uang seperti deposito. Reksadana ini memang cocok untuk investasi dengan jangka waktu lebih dari 5tahun. Risiko reksadana pendapatan campuran diatas dari reksadana saham namun tingkat imbal hasilnya juga sebanding dengan risikonya. Jika ratarata reksadana saham dalam 10 tahun terakhir memberikan rata-rata imbal hasil 11.96% maka hasilnya sebagai berikut:
|
Tipe Investasi |
Reksadana Campuran |
|
Imbal Hasil/ tahun |
11.96% |
|
Total Bunga Jatuh Tempo |
Rp. 17.940.000 |
|
Total Pengembalian RDPU |
Rp. 158.700.000 |
|
Tingkat inflasi/ tahun |
3.61% |
|
Nilai Deposito setelah terkena inflasi |
Rp. 154.150.000 |
|
Nilai Keutungan |
Rp. 12.525.000 |
Dapat kita lihat bahwasanya dengan berinvestasi maka uang kita dapat diatas nilai inflasinya dan instrument reksadana pasar saham adalah merupakan pilihan untuk meningkatkan penghasilan dengan mudah, murah dan terpercaya.
id 
en
ja