Biasanya dalam bertransaksi reksadana baik jual dan beli, investor akan menilai harga reksadana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB/Unit). NAB per Unit ini adalah harga satuan reksadana tersebut. Saat pertama kali penawaran reksadana maka NAB/Unit yang ditawarkan sebesar Rp. 1.000. Lalu apakah reksadana bisa dinilai murah atau mahal dari nilai NAB/Unit.
Apakah reksadana yang sudah naik tinggi, apakah bisa dikategorikan sebagai reksadana yang mahal? Sedangkan reksadana yang NAB/Unit masih rendah menandakan murah? Serta apakah reksadana yang murah akan menjamin adanya kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksadana dengan NAB/Unit yang sudah tinggi.
Nilai Aktibva Bersih adalah keseluruhan nilai asset yang ada didalam portofolio reksadana (saham, obligasi, deviden, capital gain, deposito, Surat Utang Negara dan lainnya) kemudian dikurangi dengan kewajiban-kewajiban (biaya manajer investasi, bank kustodian dan biaya yang berkaitan dengan pengelolaan reksadana).
Sedangkan unit penyertaan ini adalah bukti kepemilikan investor yang membeli reksadana. dan setiap investor akan memiliki unit penyertaan yang berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari jumlah uang yang dibelikan reksadana.
Kemudian NAB/Unit ini dihutng dari pembagian NAB dengan unit penyertaan yang dimiliki oleh seleurh investor. Dari hasil tersebut dapat dibilang NAB/Unit ini adalah harga reksadana, jika kita ingin membeli reksadana maka kita lihat harganya. Misalkan NAB/Unit reksadana ABCD sebesar Rp. 3.000, berarti setiap 1 unit penyertaan harganya 3.000. Maka jika membeli Rp. 100.000, maka tinggal bagi jumlah uang dengan harga reksadananya.
Setelah tahu konsep dasar dari NAB/Unit, benarkah pengertian mahal dan murahnya reksadana ditentukan dari NAB/Unit?
Kenaikan dan penurunan reksadana itu tercermin dari isi portofolio dalam reksadana tersebut. Isi portofolio itu tergantung dari jenis reksadana itu sendiri. Reksadana pasar uang pasti isi portofolionya berisi obligasi kurang dari 1 tahun dan deposito, maka jika suku bunga sedang naik ada potensial ada kenaikan pada NAB/Unit reksadana tersebut, dan sebaliknya.
Untuk menilai suatu reksadana maka sadningkan dengan yang sama jenisnya. Reksadana saham dengan reksadana saham, agar lebih masuk akal dan sesuai dengan tingkat risikonya. Misalnya Reksadana Grow 2 Posper, NAB/Unitnya sebesar Rp. 2.800. Sedangkan NAB/Unit Reksadana BCD sebesar Rp. 1.500. Jika kita belum paham, maka akan mengatakan Reksadana BCD lebih murah dibandingkan Reksadana Grow 2 Prosper.
Padahal dalam menilai reksadana murah dan mahal bukan dilihat dari harga reksadana atau NAB/Unitnya. Karena NAB/Unit ini mencermikan kinerja dan cerminan pertumbuhan hasil investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Jadi jangan beranggapan bahwa reksadana yang lebih tinggi nilainya dengan reksadana lainnya, reksadana itu sudah mahal. Bisa jadi reksadana tersebut bisa memberikan hasil investasi yang lebih dibandingkan reksadana yang masih murah/rendah.
Penentuan reksadana berkinerja baik atau tidak itu ditentukan dari strategu pengelolaan investasi yang telah ditentukan oleh manajer investasi. Strategi investasi ini meliputi pemilihan asset investasi, jumlah atau porsi ke dalam portofolio dan juga jangka waktu investasinya. Dan setiap reksadana pasti akan memiliki strategi yang berbeda-beda. hal ini yang akan menentukan naik dan turunnya NAB/Unit.
Kemudian untuk menentukan baik dan buruknya kinerja reksadana adalah dengan membandingkan dengan tolak ukurnya/benchmark nya. Untuk reksadana pasar uang maka perbandingannya dengan indeks pasar uang. Reksadana saham syariah perbandingannya Indeks Saham Syariah Indonesia atau IHSG. Jika dalam grafik reksadana diatas dari benchmark, berarti reksadana itu lebih baik kinerjanya. Sedangkan jika reksadana itu berada di bawah benchmark nya maka, reksadana itu berarti kinerjanya kurang baik.
source : pasardana
Kesimpulannya adalah reksadana mahal dan murah bukan dinilai dari NAB/Unit, tetapi lihatlah kinerja dari reksadana itu. Pilih yang memiliki potensi memberikan pertumbuhan di kemudian hari. dengan vara mempertimbangkan rekam jejak dari manajer investasi itu dalam mengelola reksadana, karena hal ini akan mencerminkan kepiawaian manajer investasi.