Cara Menentukan Investasi yang Tepat

Author : Yulia Andita

Jika kamu baru mulai berinvestasi, Anda mungkin merasa kewalahan dengan sejumlah opsi investasi. Setiap jenis investasi saja bisa ada beribu-ribu nama produk yang berbeda-beda, sehingga membuat beberapa investor pemula menjadi bingung untuk memilih investasi yang sesuai dengan dirinya. Hal  tersebut bisa membuat investor pemula akan memilihnya secara asal-asalan, serta bisa berimbas pada kondisi investasi mendatang.

Merasa bingung? Ambil napas dalam-dalam dan santai. Anda datang ke tempat yang tepat. Di bawah ini, kami akan menggali berbagai jenis investasi keuangan dan memberikan saran khusus tentang cara menemukan investasi yang tepat untuk Anda.

 

Mulailah dengan Tujuan Anda

Cara Menentukan Investasi yang Tepat untuk Anda

Sebelum memulai, penting untuk mengetahui:

  • Mengapa Anda berinvestasi?
  • Kapan kamu membutuhkan uangnya?
  • Berapa banyak risiko yang bersedia kamu terima?
  • Kamu ingin mengelola sendiri atau dikelola oleh professional?
  • Apakah Anda ingin menjadi investor pasif atau aktif?

 

Pentingnya Diversifikasi

diversifikasi investasi

Setelah Anda mengidentifikasi preferensi investasi Anda, Anda dapat mulai memilih investasi spesifik dengan tujuan keuanganmu. Hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah melakukan diversifikasi. Ketika Anda memilih investasi, pilih beberapa jenis investasi yang berbeda, dan di dalam jenis-jenis itu pilih berbagai industri dan sektor ekonomi yang berbeda. Tidak ada yang namanya investasi dengan rendah risiko dan berisiko tinggi, yang terpenting adalah bagaimana meminimalkan risiko investasi.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa diversifikasi sangat penting. Secara statistik, karena risiko total portofolio lebih kecil daripada risiko investasi di satu investasu. Penelitian menunjukkan bahwa 90% dari volatilitas portofolio (naik dan turun dibandingkan dengan pengembalian rata-rata) ditentukan oleh alokasi aset, atau pemilihan jenis investasi yang berbeda-beda.

Coba anda pikirkan jika Anda menempatkan semua uang Anda dalam satu investasi dan akhirnya menjadi harga investasinya semakin lama semakin turun. Alhasil kamu baru saja kehilangan uang karena kecerobohanmu dalam menempatkan semua uang hanya di 1 jenis investasi. Jika Anda mendiversifikasi portofolio Anda, artinya Anda memilih 10 atau 20 jenis investasi berbeda di berbagai industri dan sektor ekonomi, bahkan jika satu investasi merosot, Anda masih akan memiliki investasi lain yang mungkin masih memiliki kinerja yang baik.

 

Cara termudah untuk Diversifikasi

Jika Anda tertarik untuk mendiversifikasi investasi Anda, ada dua cara mudah dan murah untuk melakukannya seperti dibawah ini:

Reksa dana

Reksa dana melibatkan manajer investasi yang mengumpulkan dana dari sekelompok orang dan menginvestasikan uang itu dalam portofolio yang terdiversifikasi dari berbagai sekuritas, seperti saham, obligasi, dan investasi pasar uang. Banyak investasi reksa dana dapat dibeli dengan dengan minimal subscription dari Rp. 100.000. Semua pembelian dan penjualan saham reksadana dilaksanakan pada akhir hari perdagangan.

Anda juga dapat berinvestasi dalam portofolio reksa dana yang terdiversifikasi sendiri yang mencakup lebih banyak instrument investasi pasar keuangan.

Strategi investasi reksadana Ini biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan Target Date Fund (dana investor diversifikasi yang berupaya menumbuhkan aset pada kerangka waktu tertentu untuk sasaran yang ditargetkan, seperti pensiun) atau Asset Allocation Fund (dana dilaokasikan kedalam beragam jenis aset yang berbeda dengan proporsi tetap).

Jika Anda ingin berinvestasi dalam reksa dana, pastikan Anda memilih yang menawarkan biaya rendah dan kinerja selama 5 tahun terkahir yang bagus.

 

Exchange-Traded Funds

Jika Anda mencari investasi yang sederhana, mudah, dan beragam, opsi lain adalah exchange-traded fund (ETF). Jenis investasi ini mencakup saham-saham yang masuk ke dalam indeks tertentu seperti LQ45, IDX30 dan lainnya. ETF diperdagangkan seperti saham dan dapat dibeli dan dijual selama jam bursa berlangsung.

 

Cara Menentukan Investasi yang Tepat untuk Anda

Pemilihan investasi yang tepat untuk tujuan keuangan bukan hal yang mudah, ada dua hal utama yang perlu dipertimbangkan: 1. Kapan kamu membutuhkan uang investasinya dan 2. Toleransi risiko Anda, atau berapa banyak Anda berani kehilangan uang investasi jika investasi tidak berjalan dengan baik.

Di bawah, Anda akan menemukan panduan untuk memilih jenis investasi apa yang harus Anda pertimbangkan berdasarkan waktu Anda dan toleransi risiko.

 

Batas waktu: 0-5 Tahun

Jika jangka waktu investasi Anda antara nol dan lima tahun, pertimbangkan investasi yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, serta berisiko rendah. Dengan jangka waktu pendek, faktor terpentingnya adalah melindungi uang yang anda investasikan. Inilah cara menentukan investasi jangka pendek mana yang tepat untuk Anda.

Ambil contoh ini untuk kasus ini: Katakanlah Anda menabung untuk pembayaran uang muka rumah di kota A yang Anda harap akan terbeli dalam waktu tiga tahun ke depan. Anda telah memiliki uang sebesar Rp. 20 juta sejauh ini, tetapi Anda membutuhkan uang total sebesar Rp. 30 juta untuk uang muka. Anda pasti menginvestasikan Rp. 20 juta tersebut ke dalam investasi berisiko rendah, jangka pendek, setara kas, seperti rekening tabungan bank hasil tinggi, Setifikat Deposito (CD), atau reksadana pasar uang.

Ada beberapa keuntungan dan kekurangan untuk investasi setara kas. Keuntungannya adalah risiko mereka sangat rendah, dan uang Anda sangat aman ketika suatu saat membutuhkannya. Namun, tingkat pengembaliannya juga rendah (biasanya kurang dari 7% per tahun) dan hasilnya mungkin tidak mengimbangi inflasi atau pertumbuhan pokok investasinya tidak signifikan. Karena itu, investasi ini ideal untuk investasi jangka pendek seperti membeli rumah, bukan investasi jangka panjang seperti pensiun.

 

Batas waktu: 5-10 Tahun

Jika jangka waktu investasi Anda antara 5 sampai 10 tahun, secara umum kamu bisa memilih investasi obligasi dan investasi setara kas. Investor dengan toleransi risiko yang sangat agresif dapat menambah persentase kecil untuk berinvestasi ke beberapa saham berkinerja bagus.

Obligasi adalah jenis investasi yang menawarkan investor pendapatan tetap selama periode waktu tertentu. Saat Anda membeli obligasi, Anda secara efektif memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi, yang memberikan keuntungan berupa kupon dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Bayangkan Anda meminjamkan teman uang sebesar Rp. 10 juta untuk jangka waktu 10 tahun. Setiap enam bulan, dia membayar Anda Rp. 600.000 untuk pinjaman itu, jika tingkat bunga tahunan 6%. Setelah 10 tahun, dia memberi Rp. 10 juta Anda kembali. Pada dasarnya itulah cara kerja investasi berpendapatan tetap.

Keuntungannya lebih tinggi dibandingkan deposito atau reksadana pasar uang. Tetapi jika anda tidak mungkin untuk membeli obligasi jika Anda adalah investor kecil karena sebagian besar perdagangan dalam denominasi besar. Maka kamu bisa memilih investasi lain yang setara dengan obligasi yaitu reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap ini memiliki potensi memberikan pengembalian sekutar 8%-10% per tahun.

Ada berbagai jenis obligasi, termasuk:

  • Obligasi pemerintah (surat berharga, SUN, SBN)
  • Obligasi korporasi (obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan besar)
  • High yield bond (perlu diingat bahwa ini juga berisiko lebih tinggi, karena itu berarti penerbit obligasi memiliki kualitas kredit yang lebih rendah)
  • Obligasi konversi (obligasi yang dapat dikonversi ke saham jika harga target mereka tercapai)
  • Municipal bonds (obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah negara bagian dan kota)

 

Ada keuntungan dan juga kerugian untuk berinvestasi dalam obligasi. Berikut ini beberapa kelebihannya:

  • Anda dapat menargetkan tanggal jatuh tempo obligasi saat membutuhkan uang.
  • Risiko gagal bayar nya kecil tergantung rangking dari pemeringkat efek.
  • Hasilnya bisa diprediksi baik dari segi penghasilan tetap pada jadwal tetap.

 

Beberapa kelemahan obligasi termasuk:

  • Harga obligasi akan turun ketika suku bunga turun.
  • Ada risiko kerugian jika Anda harus menjual obligasi Anda sebelum tanggal jatuh tempo, atau jika penerbit default (gagal bayar utang jatuh tempo).

 

Batas Waktu: > 10 Tahun

Jika Anda memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk berinvestasi, maka kamu bisa memilih investasi saham atau reksadana saham.

Saham adalah bukti kepemilikan di perusahaan publik. Ketika Anda memiliki saham perusahaan, itu berarti Anda memiliki sebagian kecil dari bisnis itu. Sebagai pemilik bagian dalam bisnis itu, Anda menghasilkan atau kehilangan uang tergantung pada apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang menguntungkan atau tidak. Saham diperdagangkan di bursa, seperti New York Stock Exchange dan NASDAQ, Bursa Efek Indonesia dan lainnya secara elektronik.

Secara historis, pengembalian saham adalah yang tertinggi dari semua jenis investasi dalam periode waktu jangka panjang. Untuk investor dengan toleransi risiko sedang hingga agresif, saham biasanya akan menjadi prioritas untuk dimasukkan sebagai tabungan pensiun Anda, berdasarkan usia dan waktu Anda sampai pensiun.

 

Saham juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa keuntungan dari saham meliputi:

  • Ada kemungkinan Anda akan dapat menumbuhkan uang dengan pengembalian lebih tinggi dari waktu ke waktu.
  • Imbal hasil saham berpotensi  dapat mengalahkan inflasi.
  • Portofolio saham yang terdiversifikasi mudah untuk berinvestasi.

 

Kekurangan investasi saham meliputi:

  • Saham berisiko lebih tinggi daripada investasi lain
  • Fluktuasi nilai saham membuat investasi ini tidak cocok untuk tujuan investasi jangka pendek.

 

Jika Anda adalah investor pasif yang lebih suka menyerahkan pengelolaan uang investasi kepada orang lain, Anda dapat menginvestasikan uang Anda dalam reksadana saham, yang biasanya dikategorikan berdasarkan ukuran perusahaan (kapitalisasi besar, kapitalisasi menengah, dan kapitalisasi kecil ), dan profil risikonya (agresif atau konservatif).

 

Jika Anda memiliki tujuan investasi jangka panjang, apakah Anda akan memasukkan 100% investasi Anda ke dalam saham? Untuk tujuan diversifikasi, itu mungkin tidak bukanlah strategi yang bagus. Minimal dalam satu portofolio investasi anda terdiri dari 80% saham dan sisanya bisa dialokasikan kedalam efek berpendapatan tetap. Racikan portofolio ini bisanya kamu temukan pada reksadana campuran.

Misalnya, seseorang yang berinvestasi dalam reksadana campuran untuk pensiun pada tahun 2040 yang memiliki toleransi risiko sedang, itu berarti kamu bisa menempatkan 75% hingga 80% dari uang mereka di saham dan 20% hingga 25% dalam obligasi.