Investasi reksadana ini memang sangat murah karena dengan investasi minimal Rp. 100.000 sudah bisa berinvestasi ke berbagai jenis investasi. Karena membeli reksadana sama saja memborong beberapa jenis investasi dalam 1 keranjang. Hal biasanya menjadi pertimbangan bagi investor dalam memilih reksadana adalah tingkat keuntungan. Investor akan tergiur dengan tingkat keuntungan yang tinggi, namun terkadang mengabaikan biaya yang dibebankan kepada investor.
Karena biaya yang dikenakan kepada investor akan mengurangi jumlah keuntungan yang didapat investor. Serta biaya dari reksadana satu dengan yang lain akan berbeda-beda menyesuaikan dengan keuntungan yang akan diperoleh. Misalkan semakin fluktuatif jenis investasi, biasanya akan semakin besar juga biayanya. Contoh biaya pengelolaan manajer investasi reksadana saham lebih besar dibandingkan dengan reksadana pasar uang.
Biaya reksadana ini akan terlihat di dalam prospektus produk reksadana. Secara umum biaya reksadana dibagi menjadi 3 bagian berdasadarkan dengan pihak yang membayarkannya.
Biaya yang akan ditanggung oleh manajer investasi. Manajer investasi yang dimaksud disini adalah perusahaan bukan individu. Biaya manajer investasi ini terdiri dari biaya opersional perusahaan, gaji karyawan serta pajak penghasilan. Kemudian ada juga biaya pembentukan reksadana baru, penutupan reksadana/pembubaran reksadana, dimana manajer investasi akan menggunakan jasa dari konsultan hukum, notaris, dan akuntan publik. Penggunaan jasa tersebut akan dibebankan kepada manajer investasi.
Total biaya yang digunakan manajer investasi dalam mengopersionalkan reksadana disebut expence ratio. Untuk mengetahui besarnya expence ratio ini, kamu bisa melihatnya di laporan keuangan reksadana. expence ratio ini biasanya akan muncul karena bentuk pengelolaan dari manajer investasi yang aktif mengalokasikan dana dengan waktu yang singkat. Misalkan manajer investasi aktif jual beli saham, dan setiap saham yang diperjual belikan biasanya akan dikenakan biaya, semakin aktif maka semakin tinggi biaya maka semakin tinggi expence rationya. Semakin besar expence ratio, maka akan semakin besar biaya. Sehingga akan mengurangi kinerja produk reksadana tersebut.
Biaya yang umum dikenakan kepada investor adalah biaya pembelian (subscription), biaya penjualan (redemption) dan biaya pengalihan (switching). Biaya yang dikenakan sekitar 0%-2%, atau tergantung kebijakan dari perusahaan menajer investasi tersebut. Kemudian biaya yang dikenakan karena berbeda bank antara investor dengan reksadana.
Baca Juga : Tips Investasi Bagi Mahasiwa Yang Ingin Kaya
Apabila biaya ini dikenakan kepada investor maka akan mengurangi jumlah investasi dan jumlah keuntungan yang diterima investor.
Jika kamu terbebani dengan biaya penjualan dan pembelian dari reksadana, maka solusinya adalah beralih ke reksadana online seperti Corfina Reksadana Online System (CROS). Dimana CROS ini tidak membebani investornya dengan biaya penjaulan, pembelian dan juga biaya pengalihan. Sehingga investor dapat keuntungan secara utuh. Yuk cobain sekarang.