Author : Yulia Andita
Ketika kamu membeli barang pasti hal yang diperhatikan lebih dahulu adalah harganya. Jika harganya cocok maka anda akan membayarkan pada hari itu juga. Jika tidak cocok maka akan berpindah ke lapak yang lain yang sekiranya lebih murah. Dimana harga suatu barang itu akan dipengaruhi oleh permintaan dan juga penawaran. Biasanya barang yang banyak diminati akan lebih mahal harganya.
Sebagai contoh adalah buah durian. Buah yang hanya terkenal enak dan juga hanya ada pada musim tertentu. Ketika sedang musim buah durian maka harganya akan cenderung turun misalnya saja Rp. 100.000/buah. Jika kita membeli ketika sedang tidak musimnya bisa kita prediksi harganya akan naik, apalagi peminat buah durian ini juga banyak. Bisa diprediksi harganya akan naik sekitar 20%-50% sekitar Rp.. 150.000/ buah. Umum untuk dunia bisnis, penjual yang berpengalaman sudah tahu harga wajar ketika beli durian dari kebunnya dan sudah bisa memprediksi keuntungannya.
Kemudian jika kita berinvestasi pada dollar, tidak banyak orang yang mengoleksi dollar untuk persiapan pergi ke luar negeri. Rata-rata mereka akan mengumpulkan ketika harga dollar sedang murah. Jika 5 tahun yang lalu, kita bisa mendapatkan dollar dengan harga Rp. 8.000-an, sekarang sudah Rp. 14.000-an. Kalau dollar itu dijual kembali maka akan mendapatkan keuntungan sekitar 70%an.
Nah ketika kita mau beli reksadana, kira-kira bagimana memprediksi harga reksadana tersebut? Karena dalam transaksi penjualan dan pembelian reksadana, investor akan mengetahui harganya keesokan harinya. Jadi diibaratkan kita membeli tanpa mengetahui harganya berapa.
Namun tidak perlu bingung, karena memang mekanisme reksadana memang seperti itu. Untuk itu kita harus mengetahui cara memprediksikan harga reksadana pada hari ini. Perlu diingat bahwa prediksi tidak 100% akurat dengan kenyataannya.
Ada data yang harus diketahui untuk memprediksi harga reksadana:
Harga reksadana yang terakhir/ 1 hari sebelumnya
Sebagai contoh kita menggunakan reksadana saham Grow-2 Prosper sebagai berikut:
IHSG pada perdagangan 16 september jatuh 1,15% pada saat pembukaan ke level 6.262,29. Pada perdagangan di sesi 1 (09.00-12.00), koreksi IHSG menjadi 1,82% ke level 6.219, hingga akhir perdagangan IHSG (13.30-16.00) tetap melemah bahkan parah hingga minus 2% lebih. Hal ini dikarenakan aksi jual investor yang merespon negative dengan adanya tarif cukai yang naik drastic. Sehingga saham emiten rokok turun hingga 20% lebih. Sebagai acuan pertama adalah IHSG pada pukul 13.00 menunjukkan pergerakan yang negatif sekitar minus 1,8%.
Baca Juga : 6 Faktor Dalam Pemilihan Investasi
Memperkirakan harga reksadana saham. Asumsi IHSG pukul 13.00 adalah -1,8%, maka bisa diprediksi bahwa harga reksadana saham -1,8%, jika membeli reksadana pada hari ini (16 September 2019). Atau bisa dibilang lebih rendah dibandingkan dengan harga reksadana kemarin.
Seperti ini perhitungannya :
Maka prediksi Reksadana Grow-2 Prosper pada 16 September 2019 pukul 13.00 adalah
= Harga Reksadana Kemarin + (% pekembangan IHSG x Harga Reksadana Kemarin)
= 2.898,25 + (-1,8% x 2.898,25)
= 2846,082
Jika kamu baru menghitung prediksi harga pada sore hari setelah pentupan, dengan asumsi penurunan sebesar 2,1% maka harga reksadana Grow-2 Prosper menjadi
= Harga Reksadana Kemarin + (% pekembangan IHSG x Harga Reksadana Kemarin)
= 2.898,25 + (-2,1% x 2.898,25)
= 2837,387
Mari kita buktikan apakah prediksi harga tersebut akurat?
Ternyata pada tanggal 16 September 2019, harga Grow-2 Prosper adalah 2.845,47 atau turun 1,82%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kita. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Karena IHSG ini adalah kumpulan dari beberapa saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sehingga akan ada hubungan yang berbanding lurus antara IHSG dengan harga saham. Jika IHSG maka hampir keseluruhan harga saham juga turun. Namun ada beberapa saham yang tidak berubah harganya atau juga harganya bergerak positf (naik).
Begitu pun reksadana jika manajer investasi mengalokasikan pada saham-saham yang berkinerja positif, maka kinerja reksadana pun akan positif atau bahkan lebih tinggi dari IHSG. Sebaliknya jika manajer investasi mengalokasikan pada saham yang berkinerja buruk bisa jadi reksadana akan negative juga kinerjanya.
Dengan mengetahui cara memprediksi harga suatu reksadana, maka kan mempermudah anda untuk memprediksi harga reksadana kedepannya. Sehingga anda bisa menentukan batasan keuntungan dan kerugian yang akan diterima.