Author : Yulia Andita
Jika ditanya mengenai reksadana yang selalu naik, dan juga sangat jarang terjadi penurunan yang lebih dari 1% adalah pasar uang. Jika dilihat perkembangan kinerja pasar uang itu biasanya selalu diatas NAB awal yaitu Rp. 1.000. Tapi apakah selalu naik setiap periodenya? Jika kita lihat pergerakan per harinya jarang sekali di bawah 1.000 bahkan grafiknya pun selalu naik.
Hal yang terpenting perlu kita ketahui bahwa mengharapkan kenaikan investasi itu wajar. Namun terlalu berekspektasi tinggi jika setiap investasi itu tidak pernah turun harganya. Pasalnya investasi pasti ada risiko alias kerugian. Kerugian ini berarti jika kamu berinvestasi sebesar RP. 5 juta maka kamu memiliki risiko kehilangan modal kamu yang sebesar Rp. 5 juta. Jika ditanya kapan waktunya? Jawabannya tidak ada yang tahu. Jadi tidak ada investasi yang tidak memiliki risiko. Bahkan investasi yang aman sekalipun pasti memiliki risiko.
Baca Juga : Lebih Untung Menabung atau Investasi?
Reksadana ada 4 macam yang biasanya dipasarkan, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham. Dari keempat jenis reksadana itu ada satu yang memiliki risiko yang kecil diantara yang lain yaitu reksadana pasar uang. Reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan bagi investor yang memiliki profil risiko konservatif (menghindari risiko). karena risiko yang lebih rendah dibanding reksadana lainnya.
Struktur reksadana pasar uang ini adalah berisi produk-produk keuangan yang memiliki risiko rendah dan juga imbal hasil yang rendah. Contoh produk keuangan yang ada dalam reksadana pasar uang antara lain Serifikat Deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Obligasi Pemerintah kurang dari 1 tahun dan juga Surat Utang Negara. Produk tersebut rata-rata memiliki risiko yang rendah. Risiko rendah bukan berarti tidak memiliki risiko.
Salah satu produk yang masuk ke dalam reksadana pasar uang adalah obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Obligasi adalah surat utang, namanya juga utang jadi ada kemungkinan bisa dilunasi tepat waktu dan ada juga tidak bisa dilunasi. Itulah maksud dari gagal bayar. Jadi bisa saja kamu investasi ke reksadana pasar uang mengalami kerugian. Solusi agar terhindar dari dari gagal bayar, maka kita perlu membaca prospektus terlebih dahulu. Jika obligasinya adalah obligasi pemerintah, maka lebih aman dibandingkan obligasi yang dikeluarkan perusahaan.
Kerugian juga terjadi jika ada beberapa investor yang menarik dananya (redemption) dalam jumlah yang besar. Misalnya jumlah dana yang ada di reksadana pasar uang A ada Rp. 200 Miliar, dan pada waktu bersamaan investor menarik dananya hingga sebesar Rp. 190 Miliar. Hal ini membuat instrument pasar uang yang ada di dalam reksadana itu terpaksa dijual sebelum jatuh temponya. Jika dijual sebelum jatuh tempo maka harus dijual dibawah harga belinya.
Reksadana bisa mencatatkan keuntungan jika ekonomi dalam keadaan yang baik. Akan berbeda kinerjanya hal yang sama terjadi seperti di tahun 2008, dimana reksadana pasar uang mengalami kerugian.Bahkan bukan hanya reksadana pasar uang melainkan seluruh reksadana mengalami penurunan.
Kesimpulannya adalah setiap produk investasi tidak ada yang tidak berisiko. Apapun investasi pasti adalah potensi kerugiannya. Misalnya saja menabung di bank saja ada risiko bangkrutnya bank sehingga tidak bisa memngembalkan uang nasabahnya.
Jadi jangan merasa aman terhadap investasi yang kita pilih, jadi harus perlu berhati-hati sebelum menginvestasikan modal kita.
Tapi jangan menjadi alasan untuk tidak investasi, karena masih banyak pilihan investasi yang berkinerja bagus dan terpercaya sebagai keputusan investasimu.